Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Artikel Utama

Wabah, Peradaban Manusia: Antara Kita dan Corona

29 Maret 2020   11:22 Diperbarui: 30 Maret 2020   09:47 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi foto: helthnaturaworld.com

Dari cosmos ke chaos. Corona mengubah keteraturan menjadi kekacauan. Dalam perubahan bentuk tersebut, manusia memasuki labirin pencarian jati dirinya. 

Perang berkecambuk, dengan lawan yang tidak terlihat. Mikroorganisme itu, mendadak menjadi musuh dari seluruh umat manusia. Mungkin juga tanpa disadarinya. 

Luluh lantak, setiap sendi kehidupan manusia terganggu. Kehadiran Corona memporak-porandakan tatanan yang telah tercipta. Menyisakan kesedihan, ketakutan, dan kengerian akan kematian. 

Nyaris tanpa terkecuali. Semua bidang terguncang. Ekonomi, politik dan aspek sosial mengalami perubahan yang dipaksakan, oleh keharusan keadaan. Corona mendisrupsinya, mempercepat.

Akselerasi yang sedemikian pesat, terjadi dalam tempo yang sangat pendek. Berkejaran dengan waktu. Corona bekerja sistematik. Tidak pelak kita tergagap. Tanpa antisipasi.

Dengan mengandalkan teknologi serta pengetahuan yang dimiliki, manusia masih berupaya untuk memecahkan puzzle virus Corona. Kita tampaknya akan memerlukan waktu tambahan.

Pada perenungan yang mendalam, Corona menghadirkan periode relaksasi dari kebisingan dunia. 

Kemajuan, pembangunan dan modernitas yang dicapai manusia, dihentikan sejenak oleh makhluk renik. Kesibukan itu, kini sedang beristirahat.

Negara-negara yang awalnya berseteru, dipaksa bersekutu. Bersama-sama mengatasi persoalan ini, sebagai masalah kolektif. Ancaman bagi kemanusiaan. Beberapa waktu ke depan, kita akan melihat bagaimana format bentuknya.

Momen Bertanya

Kini, kita kembali ditantang untuk bertanya apakah kita akan mampu bertahan? Akankah seleksi alam tercipta? Mungkinkah kepunahan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun