Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Media yang Kebingungan

21 November 2019   16:40 Diperbarui: 21 November 2019   16:44 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Bingung! Media massa konvensional masih terus bergulat dengan fase adaptasi teknologi. Sulit berpindah dari model bisnis sebelumnya, tapi tergagap melihat perkembangan terbaru.

Berada di persimpangan jalan. Sumber kuasa media baru tidak terkonsentrasi, melainkan bersifat menyebar. Publik menjadi penentu, tidak hanya menjadi objek khalayak pasif, melainkan sekaligus bertindak sebagai subjek aktif, yang mulai mendominasi.

Sinyal bahaya. Media massa tradisional dengan ukuran keberhasilan di masa lalu mendadak stagnan cenderung turun pemasukan. Sementara itu kue iklan digital terus bertumbuh. Bahkan artis layar kaca, mulai bersaing dengan selebgram dan youtubers.

Merujuk Industri 4.0 menurut Klauss Schwab, dicirikan dengan kecepatan -velocity, kedalaman dan keluasan -depth and breadth, serta dampak sistemik--systemic impact. 

Lebih jauh, Schwab mengungkapkan, kegagalan beradaptasi pada era disrupsi disebabkan karena kemampuan berpikir kita berlangsung secara linier. Terlambat bila dibandingkan dengan perubahan lingkungan yang terdigitalisasi, melalui lompatan eksponensial.

Simalakama Media
Tidak mudah mengubah diri. Proses perubahan bentuk -mediamorfosis, berlangsung dengan melihat gerak laku jaman. Namun begitu, ada aspek ekonomi media yang tidak dapat dipisahkan. 

Bagi media yang sudah berada dalam comfort zone, sulit untuk melakukan perubahan--shifting model. Salah satunya karena kapasitas mesin produksinya yang sudah besar. 

Sementara itu, potensi bisnis media digital masih dipandang terlalu kecil untuk keberlanjutan--sustainability, bagi operasional bisnis media konvensional. 

Dengan begitu, ada hambatan perubahan menuju media digital, hal ini disebabkan karena berpotensi untuk predator bagi dirinya sendiri bagi bisnis existing. Skema kanibalisasi produk ini yang menyebabkan kebingungan.

Ibarat simalakama, tidak berubah akan punah, kalau pun berubah maka produk lama yang konvensional juga harus dimatikan. Ini yang disebut sebagai proses  mediamorfosis, Roger Fidler, 2003.

Konsep dasarnya, media akan mengadopsi perubahan teknologi dengan model koeksistensi dan koevolusi, dimana perubahan terjadi secara perlahan, dan tidak secara langsung terkonversi, melainkan bersalin rupa secara berdampingan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun