Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pejabat Publik, Think Beyond, dan Kebijakan Publik

2 Juni 2019   14:19 Diperbarui: 2 Juni 2019   14:20 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Think Beyond! Hal itu berpikir melampaui kerangka, atau dalam bahasa umum kita kerap dengan Think Out of The Box. Pola berpikir dengan keluar dari alur kebiasaan kerap menghasilkan format solusi baru.

Tentu prasyaratnya harus dipenuhi, untuk menjadikan metode berpikir diluar kotak atau bahkan tanpa sekat kotak bisa menjadi terobosan solusi.

Salah satu persoalan yang muncul bersamaan dengan periode mudik kali ini, adalah tentang melambungnya harga tiket pesawat. Perubahan moda transportasi terjadi. Terlebih beberapa ruas infrastruktur jalan bebas hambatan sudah terhubung.

Berulang kali model penyelesaian atas persoalan tiket maskapai udara ini dilakukan, mulai dari identifikasi beban avtur, diskon batas atas tiket, hingga usulan tentang kemungkinan kehadiran operator pesaing asing agar dapat memecahkan dominasi dua pemain utama yakni Garuda dan Lion.

Runtutan Proses Think Beyond

Problemnya, Think Beyond berorientasi pada pengambilan keputusan yang memiliki dampak signifikan atas permasalahan yang dihadapi. Aspek decision making harus terkait dengan kemampuan identification problems -pemahaman masalah.

Dalam kasus yang kompleks, faktor-faktor persoalan bertalian, memiliki keterkaitan, bahkan bisa jadi saling mempengaruhi. Pasca pemetaan masalah, dibutuhkan kemampuan kreatif, agar dapat memunculkan berbagai alternatif solusi, yang mungkin dapat menjawab persoalan.

Tentu kita berhadapan dengan keterbatasan dalam mengatasi sebuah persoalan. Limitasi waktu, tenaga dan berbagai sumberdaya lainnya membuat pengambil keputusan harus memiliki kecakapan dalam menempatkan prioritas dari daftar urutan solusi.

Mulai dari solusi yang mungkin hingga yang nampak sulit dilaksanakan, atau atas format penyelesaian yang membutuhkan sumberdaya minimal, hingga memerlukan sumberdaya secara maksimal. 

Dalam pengambilan keputusan, meski semua hal menjadi mungkin, tetapi ada dua hal yang menjadi penting, (a) rasionalitas -batasan akal, dan (b) logika -batasan pengetahuan, keduanya menjadi dasar bernalar dan mensintesis berbagai informasi. Pada tahap penghujung terkait dengan (c) etika -batas moralitas dan tanggung jawab.

Menjawab Problematika Publik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun