Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

"Rebranding" Program Kampanye Politik

11 Maret 2019   11:17 Diperbarui: 12 Maret 2019   07:45 207
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi rebranding kampanye politik. (sumber: kompas)

KAMPANYE adalah mekanisme pemasaran. Apa yang dilakukan di dunia marketing, sebagai perangkat bisnis, pun dapat dilakukan diranah politik. Maka menjadi menarik untuk melihat apa yang hendak ditawarkan oleh para kandidat, sebagai "barang jualan" mendapatkan simpati publik. Tidak hanya mendorong terciptanya perhatian -attention, sampai kepada tindakan pemberian suara -action.

Tulisan ini hendak mengupas lapis pemasaran, sekaligus melakukan telaah yang telah dilakukan para kandidat. Pada faktor yang paling dasar, para figure yang berkompetisi dalam kontestasi politik kali ini harus dapat melakukan pengenalan medan, melakukan identifikasi pasar suara pemilih -voters. 

Di mana terdapat profiling client, dimana terdapat konsep AIDA --attention, interest, desire, action. Perlu upaya untuk menstimulasi ketertarikan, keinginan, hingga terciptanya hasrat yang pada akhirnya menciptakan tindakan berupa dukungan langsung berupa pencoblosan.

Bersamaan dengan itu, pemetaan pasar pemilih, menggunakan alat identifikasi yang dikenal sebagai STP --segmenting, targeting, positioning. Hal ini penting, untuk melakukan pemilahan atas fokus serta konsentrasi pada titik-titik yang dianggap potensial mendulang suara. Mengapa hal tersebut dilakukan? Karena keterbatasan sumberdaya yang dimiliki. 

Tetapi, sebagai sebuah strategi, sifatnya optional, jika memang dirasa memiliki kemampuan yang cukup untuk melakukan penetrasi pemasaran meluas, maka upaya untuk pemilihan dan pemilahan daerah sasaran dapat dijalankan secara general.

Kartu Baru dan Lapangan Pekerjaan

Dalam kerangka bisnis stratejik, maka Porter memberikan beberapa bentuk alternatif generik, yakni: (a) cost leadership, (b) differentiation, dan (c) focus. 

Bagaimana impelementasinya dibidang politik, setidaknya kriteria yang mewakili, dinyatakan sebagai populer, berbeda, dan terkonsentrasi. Lantas bagaimana memaknai para kontestan Pilpres kali ini? Kita harus melihatnya dalam posisi secara berbeda antara incumbent dan oposisi, karena hanya terdapat dua kandidat yang berkompetisi.

Bagi petahana, dengan seluruh perangkat yang dimilikinya, maka rumusan kebijakan bisa dilakukan dengan mengeskalasi program sebelumnya, ataupun menciptakan program baru untuk sektor yang baru sesuai dengan evaluasi perjalanan program yang telah ada. 

Maka tidak heran ketika incumbent membawa bentuk konkrit dari produk yang akan ditawarkan, karena kalkulasinya sudah ada. Sementara, bagi oposisi, tidak ada cara lain, selain menawarkan ide yang berbeda dan baru bagi publik, meski berhadapan dengan keterbatasan data dan informasi, formulasinya bisa sangat umum.

Apakah yang terlihat sebagai bentuk konkrit program menjadi lebih baik, daripada program yang bersifat umum? Tergantung situasinya. Pertama: apakah program ini memang dibutuhkan? 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun