Lysenko gagal karena memaksakan realitas objektif tertutup ruang ketidaknetralan atas kebenaran yang diyakininya, tidak ada yang paling benar kecuali saya, mungkin begitu pikirnya. Hati-hati, bila itu sudah mulai merasuki cara berpikir Anda, karena kebenaran diri saya bisa diperdebatkan secara berbeda oleh pihak lain. Kemampuan menghargai, bertoleransi dan membiarkan proses adu argumentasi masuk ke subtansi adalah hal terpenting, bukan saja semata mengurai permasalahan tetapi sekaligus memformulasi jawaban.
Mari tegakkan kewarasan kita dari nalar yang kini tengah terbelah ini, agar dapat menjadi kekuatan bersama, tentang kita sebagai bangsa yang merdeka!