Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

Retorika dalam Debat Kandidat dan Efeknya Kepada Pemilih

24 Juni 2018   09:43 Diperbarui: 25 Juni 2018   08:07 2245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi. (shutterstock)

Babak final! Bukan tentang piala dunia, tapi soal Pilkada serentak tahun ini akan segera dilangsungkan. Kemeriahan piala dunia, ditambah libur panjang hari raya, membuat semarak pilkada tampak tenggelam.

Meski demikian, episode akhir tengah dimainkan, dalam format debat kandidat pamungkas sebelum periode pencoblosan.

Pada beberapa stasiun televisi, kita menyaksikan para kandidat kembali mengurai visi-misi dan menjawab berbagai pertanyaan terkait beragam persoalan spesifik pada daerah pemilihan.

Pola debat kandidat, menghadirkan peluang bagi upaya pengenalan atas tokoh yang bertanding, termasuk pemahaman dan pengetahuan terhadap pemetaan serta solusi permasalahan lokal.

Dalam sebuah acara debat kandidat, kita dapat melihat bagaimana figur calon dalam merespon kondisi situasional yang mungkin terjadi secara spontan dan tidak diperkirakan.

Tentu dalam hal tersebut, kemampuan logika rasional seorang kandidat harus bekerja keras dalam menterjemahkan letak duduk persoalan dengan kesatuan ide solusi yang dikemukakan dalam batas waktu yang sempit.

Limitasi durasi dalam mengutarakan pendapat, membuat sebuah debat kandidat menjadi lebih seru. Kadang ada yang lancar bicara tanpa substansi, tidak jarang banyak yang terbata karena kehilangan konsentrasi.

Debat kandidat membuat publik dapat melihat kapabilitas seorang calon, apakah sang kontestan merupakan penghapal teks atau memang memahami konsep persoalan.

Kapabilitas tentu akan terkait pada aspek kompetensi individual. Tidak ada jaminan bahwa petahana lebih menguasai konsep persoalan dan pemetaan masalah serta mampu menghadirkan opsi bagi sebuah tawaran solusi dalam program debat kandidat.

Bisa jadi dalam beberapa kajian debat kandidat tidak berpengaruh besar pada perubahan pilihan, tetapi setidaknya memberi dampak pencerahan. Dan dalam sebuah kontestasi, perubahan popularitas, akseptibilitas serta elektabilitas sudah pasti membutuhkan effort langsung, harus berkeringat pada masa kampanye, sebelum kembali berkeringat bekerja jika terpilih.

Melalui debat kandidat, pilihan politik juga bisa berpindah, dalam rentang pemilih yang belum menentukan pilihan (undecided voters) pada kategori massa mengambang (swing voters). Bagi pemilih rasional, debat kandidat menjadi bagian dari upaya untuk mengenal individu kandidat, tetapi akan tidak berdampak banyak bagi pemilih tradisional/ ideologis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun