Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal Sibernetika dan Sosiopsikologis, dalam Tradisi Teori Komunikasi

4 Mei 2018   02:13 Diperbarui: 4 Mei 2018   14:11 4106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (VideoBlocks)

Membaca teori ilmu komunikasi, seolah hendak mengurai benang kusut! Bidang keilmuan yang luas, membuat studi ilmu komunikasi dimaknai secara beragam. Maka kemudian, para pakar mulai mengumpulkan rumpun teori, melakukan klasifikasi yang sejenis atas teori ilmu komunikasi, lebih dikenal sebagai 7 Tradisi Teori Komunikasi, sebagaimana yang dirumuskan Robert T Craig.

Akibat tidak terdapatnya teori tunggal, maka kemudian diformulasikan ilmu komunikasi dalam beberapa metamodel komunikasi. Dalam kesempatan ini, pembahasan terfokus pada ranah yang saling terkait, yakni sibernetika dan sosiopsikologis. Kedua bidang tersebut memiliki jangkauan yang sama, dalam hal ini mendekatkan objek tinjauan pada individu beserta interaksinya.

Pada pembahasan mengenai sibernetika, kita akan berbicara teori kominukasi yang menekankan proses pengelolaan informasi. Dengan demikian, selayaknya sesuah sistem yang saling terkait, maka mekanisme komunikasi dalam tradisi ini, akan bersifat kompleks dan tidak terprediksi.

Problem yang terkandung dalam tradisi sibernetika, seperti layaknya sistem adalah terdapatnya gangguan (noise) baik dalam bentuk overload informasi yang hendak ditransmisikan, maupun underload kapasitas informasi yang mampu disampaikan. Termasuk kemungkinan, terdapatnya bug -error yang mungkin terjadi pada proses encoding dan decoding pesan, dimana hal tersebut dapat menimbulkan misinformation hingga misunderstanding.

Sistem komunikasi, selayaknya tradisi sibernetika, memandang proses secara keseluruhan secara saling berkait dan bersifat utuh -coherent. Elemen sistem pada tradisi sibernetika, mengalami kondisi saling bergantung. Dengan sistem yang saling tergantung tersebut, menyebabkan sistem itu dapat mengatur dan mengawasi dirinya (self regulation and control).

Salah satu hal menarik dalam tradisi sibernetika adalah pemaknaan proses komunikasi manusia selayaknya sistem mengandaikan keberadaan manusia seperti halnya mesin. Padahal dalam entitas hidup manusia terdapat emosi yang tidak bersifat logis, serta keterhubungan dalam kausalitas sebab-akibat yang tidak mekanistik, karena manusia bukanlah mesin.

Sementara itu, dalam arah sosiopsikologis, maka teori komunikasi tersebut menempatkan posisi manusia sebagai mahluk sosial, dengan demikian terdapat bentuk interaksi, ekspresi dan pengaruh. Kedua ranah tradisi komunikasi, baik sibernetika dan sosiopsikologi, memahamkan tentang proses pengolahan informasi oleh individu beserta kaitannya, dengan berbagai sistem diluar dirinya.

Khususnya, pada tradisi sosiopsikologis, akan memiliki fokus pada perilaku dan proses kognitif yang menghasilkan perilaku tersebut. Selanjutnya, dalam sosiopsikologis, arah tujuan komunikasi yang diharapkan terbentuk -outcomes, dapat dikonstruksi melalui manipulasi situasi -input, yang membentuk perilaku itu sendiri. Lebih jauh, didalam sosiopsikologis akan dilakukan pembahasan terkait perilaku, personalitas, emosi, persepsi, kognisi hingga interaksi sikap.

Dengan demikian, melalui sosiopsikologi kita akan dapat melihat keterkaitan bagaimana situasi sosisal yang akan berdampak sekaligus mempengaruhi, pada bagaimana melakukan penilaian atas seseorang -judgements, memiliki potensi bias disebabkan karena faktor kepercayaan -belief dan kombinasi pada perasaan penilai -feeling.

Tradisi sosiopsikologis, kemudian menempatkan beberapa teori lain, yakni: (1) teori perilaku membahas stimulus dan respon dalam berbagai situasi komunikasi, (2) teori kognitif berkenaan dengan pengelolaan informasi beserta kondisi mental terkait, dan (3) teori biologis yang mengungkapkan faktor genetic berpengaruh pada perilaku seseorang.

Bagaimanapun, pendekatan pengelompokan tradisi teori komunikasi pada pokoknya, merupakan upaya untuk melakukan pemilahan bagian, meski tidak sepenuhnya terpisah dan sebahagian dari jenis klasifikasi tradisi tersebut memiliki irisan yang terkait, tetapi upaya besar tersebut cukup memudahkan sistematika berpikir serta pemahaman akan konsep dasar komunikasi!.   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun