Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Viralitas, Komunikasi, dan "Building Trust"

29 Januari 2018   15:56 Diperbarui: 30 Januari 2018   12:01 827
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber ilustrasi: leadersinstitute.com

Dunia digital menghadirkan banyak sisi dari ruang, yang belum sebelumnya tidak terjangkau. Problemnya viralitas kerapkali terjadi, tanpa proses verifikasi ataupun konfirmasi parapihak. Keseimbangan sudut pandang dalam penerimaan informasi, menjadi timpang.

Potongan fragmen yang viral, kerap terlepas dari konteks yang utuh. Bahayanya, sedikitnya ruang untuk melakukan counter menyebabkan esensi pokok hilang ditelan riuh-rendah viralitas itu sendiri. Revolusi teknologi informasi kini tanpa delay, bahkan realtime seolah tanpa screening validasi.

Dalam teori komunikasi, aspek viralitas bisa menjadi bagian dari hambatan -noise. Ranah digital selalu gaduh, berisik dan bising, karena konten yang tidak lengkap, seringkapi mengalami amplifikasi. Dan ingatlah noise yang ditangkap, bukanlah voice yang sesungguhnya tersimpan.

Kali ini, wajah pelayanan kesehatan tengah koyak. Setelah, video viral dari Surabaya, kini adalagi pose layanan seorang calon dokter, yang tampak sibuk ber-gadgetbermain game saat tengah memberikan pelayanan ke pasien anak. Tidak berhenti disitu, setelah itu, masih ada lagi soal dokter dan perawat, yang dianggap tidak mengetahui bila pasien telah meninggal.

Terkait kondisi tersebut, harus ada upaya konstruktifdari asosiasi profesi, baik dokter maupun perawat, untuk memastikan agar persepsi publik tidak salah memahami dalam melihat para tenaga kesehatan. Meski begitu, sikap tegas patut disampaikan, bila memang ada kondisi yang secara nyata keliru, termasuk atas sikap layanan yang seharusnya menghormati hak pasien.

Disamping itu, asosiasi profesi harus pula mampu menciptakan suasana netral pada wilayah kasus yang bersifat abu-abu, sebelum ada kejelasan pembuktian. Hal ini menjadi bagian dari perlindungan pada kelompok profesi, sekaligus menghindari terjadinya generalisasidan stereotype image atas profesi, didalam persepsi masyarakat secara luas.

Sekalilagi, dibutuhkan peran signifikandari kemampuan berkomunikasi, antara pemberi layanan dan pasien beserta keluarganya, guna menciptakan trust, yang memrupakan faktor penting dalam mendukung pemberian layanan kesehatan secara paripurna.

Komunikasi Terapeutik dan Interpersonal

Para tenaga kesehatan, tentu diharapkan memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Hal ini disebabkan, model hubungan interaksi tenaga kesehatan dan klien, adalah human to human relationship. Didalamnya terdapat kebutuhan untuk berkomunikasi, baik secara langsung maupun tidak langsung, serta bisa berkaitan dengan parapihak lain.

Dalam bentuk komunikasi baik verbal, lisan atau bahkan gesture akan dapat menguatkan faktor pengaruh komunikasi. Dimana peran pengaruh komunikasi juga disebabkan oleh adanya persepsi, kultur, emosi dan pengetahuan. Karena itulah, kemampuan dalam berkomunikasi dari seorang tenaga perawat akan membantu terciptanya building trust serta identification problem and goals.

Kesepahaman, keterbukaan dan proses komunikasi berkelanjutan, adalah hal yang dapat dilakukan tenaga kesehatan dibandingkan memastikan kesembuhan dan kehidupan. Karena sembuh dan hidup, tidak dapat ditentukan. Karenanya, membangkitkan motivasi untuk sehat, dan lingkungan yang mendukung semangat untuk berjuang melawan penyakit, adalah hal utama.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun