Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mimpi Masa Depan Transportasi Umum

26 Desember 2017   11:11 Diperbarui: 26 Desember 2017   12:23 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan pembangunan infrastruktur tengah terjadi, mimpi kemajuan sektor transportasi ditanah air membuncah. Akankah proyeksi ini mendorong secara seiring dunia transportasi umum kita?

Membaca buku Membela Angkutan Umum yang ditulis Eka S Lorena S, memberikan pemahaman tentang ragam transportasi umum diberbagai daerah. Mulai dari otokol Flores, Bajaj Jakarta hingga Bentor Siantar dan angkot di Padang, sungguh sebuah kekayaan transportasi lokal yang beradaptasi dengan budaya daerah.

Jaman yang berubah menghadirkan situasi baru. Digitalisasi melalui teknologi mengubah landskap transportasi umum. Model bisnis sharing economy, melalui fasilitasi pada sebuah aplikasi yang tertanam di gadget mengubah peta bisnis transpotasi. Lalu akan ke mana moda transportasi lokal yang sudah lebih dulu ada? Mengubah diri atau dipaksa untuk berubah?

Sebelumnya, moda oplet di Jakarta pernah berjasa menyusuri jalan-jalan di Ibukota. Sesuai jaman, tuntutan akan kenyamanan dan keramahan lingkungan menjadi standart.

Lantas bagaimana nasib moda transportasi lokal di masa depan? Berubah bentuk atau tetap mempertahankan diri dan berubah fungsi menjadi angkutan wisata semacam tuk-tuks di Thailand?

Percepatan arah pembangunan infrastruktur dan digitalisasi saat ini, adalah tantangan sekaligus peluang yang berbeda. Infrastruktur memungkinkan kemudahan akses dan mobilitas, serta berpotensi menumbuhkan permintaan akan kebutuhan kendaraan pribadi.

Sementara itu, digitalisasi transportasi di perkotaan mendorong peralihan dari transportasi umum, ke pilihan model transportasi lain. Di masa depan, khususnya didaerah Ibukota pilihan moda transportasi LRT dan MRT pun melengkapi TransJakarta dengan model Busway yang telah ada sebelumnya.

Budaya dan Anomali Transportasi

Salah satu upaya adalah mengubah mindset dalam mendorong penggunaan transportasi publik, adalah menyediakan tawaran yang memenuhi kebutuhan akan rasa aman serta nyaman.

Kemacetan yang terjadi selama ini, ternyata terbukti tidak merubah paradigma untuk mencoba transportasi umum, karena tiadanya kepastian akan aman dan nyaman tersebut.

Anomali terjadi, kita mengutuk kemacetan yang berkontribusi pada kehilangan waktu produktif dan menghabiskan subsidi bahan bakar, tetapi masih tetap menggunakan kendaraan pribadi saat bepergian.

Dalam kerangka alam berpikir manusia, faktor kebiasaan akan mendorong terciptanya budaya. Dan sebuah kebiasaan dapat dimulai serta dimunculkan, ketika terdapat pilihan-pilihan baru.

Problemnya, kita menuntaskan persoalan transportasi publik tanpa menyentuh dasar permasalahan, bahkan penuh anomali.

Seolah soal kemacetan, dituntaskan dengan pembuatan jalur jalan baru dan tambahan tol bebas hambatan. Ditambah lagi, terbatasnya pilihan yang tersedia pada angkutan umum membuat sulit berpindah dari kendaraan pribadi.

Peraturan dan pengaturan secara sistematik oleh Pemerintah, dengan spirit utilisasi transportasi publik perlu diperkuat.

Meski mungkin hal itu harus berjalan dengan pembentukan budaya baru. Owning economy sudah mulai terkikis sharing economy. Pada sektor transportasi pemahaman itu hendaknya diarahkan pada pemakaian kendaraan umum, dengan syarat aman dan nyaman.

Dengan demikan, kemajuan infrastruktur hari ini harus diintegrasikan dalam strategi penguatan transportasi publik. Mungkin bisa mengakomodasi moda angkutan umum lokal disetiap daerah sebagai ciri khas, sehingga tantangan digitalisasi akan tidak akan menghilangkan sejarah panjang berbagai jenis angkot di masing-masing tempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun