Mohon tunggu...
Yudhi Hertanto
Yudhi Hertanto Mohon Tunggu... Penulis - Simple, Cool and Calm just an Ordinary Man

Peminat Komunikasi, Politik dan Manajemen

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Memasarkan Pendidikan

28 November 2015   20:00 Diperbarui: 28 November 2015   20:00 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

 

Pengetahuan adalah lentera dunia, dan keilmuan didapatkan melalui mekanisme pendidikan. Pada proses belajar mengajar dalam ruang kelas, interaksi ilmu dan pengetahuan menjadi satu untaian yang bersinambung.

Meski proses belajar bisa dilakukan secara independen serta bersifat individual, namun dunia modern melembagakan proses pendidikan dalam institusi bernama sekolah.

Pada hakikatnya proses pencarian ilmu serta pengetahuan, berubah menjadi pakem akan laku hidup, sebagai sebuah bagian dari kehidupan dan keseharian kita. Pendidikan kemudian bersentuhan dengan kebutuhan menjadi sebuah industri jasa profesional.

Tentu semua kembali pada mekanisme alam, ketika kebutuhan menjadi sebuag keharusan maka proses interaksi ditindaklanjuti dengan transaksi, dan kini pendidikan telah menjadi bagian tersebut.

Karena itu, pengelolaan pendidikan sedikit banyak memiliki tipikal yang relatif identik dengan manajemen industri, meski memiliki keunikan dan perbedaan yang cukup banyak.

Sikap pendidik, pengasuh, pengajar dan menjadi panutan dalam konteks moralitas serta intelektualitas adalah hal yang tidak bisa terpisahkan dari industri jasa profesional pendidikan. Tentu hal ini juga nampak berbeda dari industri lainnya.

Dimensi Mutu dan Marketing

Salah satu aspek yang kemudian menarik untuk dibahas ketika pendidikan masuk dalam ranah dan kategori industri jasa profesional adalah bagaimana kemasan pemasaran dapat berlaku untuk jenis industri tersebut? Apa saja hal terpentingnya?.

Pendidikan tidak hanya berbicara tentang output atas kualitas hasil tetapi juga menyangkut persoalan proses. Dalam hal ini mutu pendidikan adalah bagian yang saling berkait sejak awal proses hingga pada penghujung akhirnya nanti.

Sesuai konsepsi industri, maka titik tekan pemasaran pendidikan akan berbicara lebih banyak pada aspek mutu, yang termasuk didalamnya berkenaan dengan stakeholder terkait dalam dunia pendidikan.

Identifikasi stakeholder harus dilihat sebagai rangkaian tidak terpisahkan, mulai dari regulator pemerintah, yayasan penyelenggaran, kelompok guru sebagai pengelola, peserta didik dan masyarakat sebagai satu kesatuan utuh.

Karenanya perspektif dimensi mutu atas kualitas pendidikan harus dilekatkan pada jejaring stakeholder terkait tersebut. Mutu harus dapat menjawab keteraturan administratif penyelenggaraan pendidikan sesuai ketentuan regulator dalam hal ini pemerintah.

Disamping itu, mutu juga akan berkaitan dengan profesionalisme pendidik dalam menjabarkan tugas dan serta tanggungjawabnya, sekaligus penguatan kompetensi, serta pendalaman akan kapasitas pendamping peserta didik harus menjadi sebuah pondasi.

Mutu tentu tidak bisa dilepaskan atas apa yang diterima dalam aspek pengetahuan dan keilmuan para peserta didik, karena output adalah hasil dari proses input secara terprogram secara linier. Pendek kata input program terencana tentu akan menghadirkan kualitas hasil peserta didik yang lebih terukur dalam proses pendidikan.

Pada kaitan yang selanjutnya, mutu juga akan berkaitan dengan masyarakat. Dilapisan terdekat ada peran orang tua dari peserta didik untuk menstimulasi kualitas pendidikan sebagai pelengkap kehidupan disekolah yang dilakukan dirumah. Disamping itu, perbaikan persepsi masyarakat tentang pendidikan menjadi penting dalam melihat sektor ini yang diharapkan dapat mencerahkan serta mencerdaskan kehidupan berbangsa.

Bila dimensi mutu ini mampu diuraikan secara kondisional berdasarkan realitas yang ada pada lingkungan pendidikan yang dikelola, maka tugas selanjutnya adalah memastikan mutu pendidikan tersebut dapat diketahui dan disebarluaskan agar menjadi pemahaman publik.

Jadi strategi pemasaran pendidikan dilakukan dengan penguatan proses administrasi, memperdalam kompetensi para pendidik, memperbaiki proses interaksi pendidik dan peserta didik, serta membangun komunikasi dialogis dengan masyarakat disekitar lingkup dunia pendidikan tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun