Mohon tunggu...
Yudhi Hendro
Yudhi Hendro Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seorang suami dan ayah dari empat orang anak. Bekerja di salah satu perusahaan swasta di Kalimantan. Mengelola blog pribadi : yudhihendros@wordpress.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Bahagia itu Ternyata Sederhana

30 Desember 2012   09:32 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:48 412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Tidak biasanya, kemarin (29/12) sore selepas jam kerja, begitu inginnya saya berolahraga jalan kaki. Sudah sekitar sebulan, lapangan bola dan taman yang berjarak 300 meter tidak pernah saya tengok, walaupun sekadar untuk berjalan-jalan.

Hari-hari sebelumnya, olahraga sore yang saya lakukan biasanya bermain bulutangkis. Tapi di sore itu, keinginan untuk melihat panggung yang disiapkan untuk acara tahun baru, rupanya punya daya tarik yang lebih kuat. Apakah hanya itu alasannya? Entahlah.

Dengan berjalan kaki, saya melewati depan pos petugas keamanan dan disapa oleh sang komandan, “Mau kemana, Pak?”. Sebuah sapaan sekaligus pertanyaan yang menyiratkan rasa heran. “Jalan kaki ke lapangan, Pak”, jawab saya.

Mungkin dia heran melihat saya yang biasanya diam di kamar atau bermain bulutangkis, kok mau ke lapangan dengan berjalan kaki. Karyawan lain memang biasa menggunakan kendaraan untuk menuju lapangan olahraga yang berada di mess bawah.

Di tempat tersebut, mereka bisa memilih berolahraga futsal, bola volley, atau sepakbola. Di sekitar lapangan juga ada taman bermain dan sungai alami. Di hari libur atau pada waktu sore hari, karyawan dan keluarganya sering berjalan-jalan di taman atau mandi di sungai yang airnya masih jernih.

Sambil berkeliling di atas panggung seluas 12 x 10 meter yang disiapkan untuk penampilan anggota band yang diundang dari kabupaten, dua orang karyawan yang juga melihat-lihatbangunan tersebut dari bawah menyapa saya, ”Mau nyanyi berapa lagu nanti, Pak?. Cukup satu saja, ‘kan sudah ada enam penyanyi yang diundang”.

Turun dari panggung, melihat stand yang disediakan untuk para karyawan yang akan berjualan makanan dan minuman, gantian saya yang menyapa. “Lagi sibuk, nih?”. Dua orang yang sedang menata meja pun menjawab sambil tersenyum, ”Persiapan untuk besok, Pak.”

Pada waktu berjalan pulang, bertemu lagi dengan sapaan dari karyawan yang biasa mengurus taman. Saya pun membalasnya dengan sebuah senyuman. Mendengar sapaan-sapaan tersebut dan membalasnya dengan senyuman atau jawaban, serasa ada kebahagiaan dalam hati.

Rupanya, keinginan kuat dari dalam hati yang memaksa saya untuk berolahraga jalan kaki di sore itu, baru saya ketahui jawabannya. Di sana sumber-sumber kebahagiaan itu berada dan untuk mendapatkannya, ternyata sederhana.

Cukup meluangkan waktu untuk berjalan dan melihat di sekeliling kita, menyempatkan diri untuk melakukan hal-hal di luar rutinitas, menyapa orang lain dan membalas sapaan dari orang-orang yang ditemui di jalan.

Dan rasa kebahagiaan itu semakin bertambah, ketika tulisan ini bisa saya bagikan ke teman-teman kompasianer, sebagai bentuk sapaan saya di minggu sore ini.

Salam persahabatan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun