Mohon tunggu...
Yudha Setya Nugraha
Yudha Setya Nugraha Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas

Freelance Content Writer. Automotive, Movies and games Enthusiastic. Still developing, still learning. Jomblo dan bahagia. I always gave my best in every article.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Narasi.Tv, Perannya sebagai Media Baru Visual Journalism di Tengah Minimnya Literasi Masyarakat Indonesia

26 Oktober 2020   01:45 Diperbarui: 26 Oktober 2020   01:53 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tampilan depan Website Narasi.Tv. Sumber Gambar: Tangkapan Layar Pribadi

Youtube menjadi paltform media yang paling disukai masyarakat Indonesia. Sumber gambar: Tangkapan Layar Pribadi
Youtube menjadi paltform media yang paling disukai masyarakat Indonesia. Sumber gambar: Tangkapan Layar Pribadi

Disini juga menjadi kunci mengapa perkembangan Narasi.TV dapat memperlihatkan grafik peningkatan yang baik dan signifikan. Mereka merupakan new media yang memfokuskan diri dengan menyebarkan informasi melalui video sehingga lebih dapat masuk dan digemari oleh masyarakat Indonesia.

Tingkat literasi informasi masyarakat Indonesia masih rendah

Indonesia sayangnya memiliki masalah yang amat fundamental dalam hal penerimaan informasi yakni masyarakatnya memiliki daya literasi informasi yang rendah. Kemampuan literasi Informasi menurut The Prague Declaration adalah kemampuan seseorang dalam mengelola informasi yang dia terima pertama-tama dengan mengumpulkan segala informasi yang ada kemudian mengolahnya dengan mengindentifikasi, menempatkan dan mengeliminasi informasi yang salah kemudian menyimpulkan informasi yang benar setelahnya dan dapat digunakan dalam penyelesaian masalah.

Dalam riset yang dilakukan oleh Jaringan Pegiat Literasi Digital (Japelidi) pada 2019 yang lalu, ditemukan data bahwa kelompok berusia 55 tahun keatas memiliki daya literasi yang tidak baik sementara jika dikelompokan melalui kelompok profesi, pensiunan dan ibu rumah tangga menjadi tingkat masyarakat yang berliterasi rendah. Hal ini menjadikan Hoax atau kesalahan informasi menjadi mudah menyebar di Indonesia.

Hoax dengan mudah menyebar lewat aplikasi Whatsapp

Dengan adanya kelompok profesi ibu rumah tangga yang memiliki tingkat literasi rendah maka akan sangat cepat Hoax dapat menyebar. Dikarenakan kecenderungan ibu-ibu yang menyebarkan informasi tanpa adanya pengecekan fakta terlebih dahulu. Data Mafindo pada Oktober 2019 yang lalu mencatat bahwa Whatsapp adalah platform chatting yang paling sering digunakan untuk menyebarkan Hoax dengan angka penggunaan sebanyak 16,36%. Hoax yang mengkombinasikan bentuk narasi dan video menempati peringkat ketiga jenis hoax yang tersebar dengan angka 15,45%.

Data dari Mafindo pada bulan Oktober 2019 yang lalu mengenai saluran penyebaran Hoax. Sumber gambar: Tangkapan Layar Pribadi
Data dari Mafindo pada bulan Oktober 2019 yang lalu mengenai saluran penyebaran Hoax. Sumber gambar: Tangkapan Layar Pribadi

Hoax mengenai RUU Cipta Kerja

Terbaru yang sedang ramai di Indonesia adalah mengenai pro dan kontra dari RUU Cipta Kerja. Menaker bahkan secara terang-terangan menyebutkan bahwa media ikut ambil andil dalam penyebaran hoax yang terjadi. RUU Cipta Kerja memang merupakan topik yang sedang hangat dibicarakan oleh masyarakat di Indonesia.

Omnibus law yang menyebabkan demo besar di Indonesia. Sumber Gambar: https://www.cnnindonesia.com
Omnibus law yang menyebabkan demo besar di Indonesia. Sumber Gambar: https://www.cnnindonesia.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun