Mohon tunggu...
Yudha P Sunandar
Yudha P Sunandar Mohon Tunggu... Wiraswasta - Peminat Jurnalisme dan Teknologi

Lahir, besar, dan tinggal di Bandung. Senang mendengarkan cerita dan menuliskannya. Ngeblog di yudhaps.home.blog.

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Seberapa Perlu Kita Memiliki Blog dan Website Pribadi Profesional?

10 Desember 2018   19:39 Diperbarui: 10 Desember 2018   19:45 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Ketika saya membuka penawaran untuk membantu membuat blog, beberapa kawan langsung tancap gas. Mereka menginginkan blog dan website pribadi dengan kriteria yang cukup tinggi bagi pemula. Boleh lah saya menyebutnya sebagai blog dan website pribadi profesional. Tidak masalah sih. Namun, sebaiknya kita perlu mempertimbangkan masak-masak.

Blog dan website pribadi profesional sendiri tampak dari penggunaan domain kostum. Misalnya, alamat situs tersebut berakhiran .com atau .net atau .id. Selain itu, situs dengan kriteria ini biasanya mensyaratkan biaya tahunan. Pertama, untuk langganan domain. Untuk alamat domain internasional sendiri langganan per tahunnya sekitar $10. Sedangkan .id biayanya 250 ribu Rupiah per tahun.

Biaya lainnya, tentu saja server. Bila kita menggunakan paket berlangganan Wordpress, setidaknya harus merogoh $48 per tahun. Bila menggunakan server dari layanan penyedia server dalam negeri, biayanya mulai dari 500 ribu Rupiah per tahun. Nah, kheuseus untuk server kosongan seperti ini, kita harus melakukan segalanya sendiri. Mulai dari memasang Content Management System (CMS) sendiri, memasang tema, hingga memastikan server kita aman, baik dari serangan hacker maupun dari kegagalan sistem yang berujung pada hilangnya data. Sudah terbayang usaha untuk memiliki blog dan website pribadi profesional?

Nah, sekarang, mari kita periksa seberapa perlu kita memiliki blog dan website pribadi. Kriteria pertama, menurut saya, adalah seberapa sering kita menulis. Sayang saja, kita sudah mengeluarkan dana yang cukup besar untuk berlangganan paket profesional, tetapi blog dan website pribadi kita jauh dari tulisan.

Idealnya, sebuah blog dan website pribadi profesional minimal memiliki satu tulisan baru setiap pekannya. Tentunya, lebih banyak tulisan per pekannya akan lebih baik lagi. Kemudian, panjang tulisannya berkisar antara 800 hingga 1.200 kata. Tentunya, setiap tulisan harus memiliki nilai orisinalitas yang tinggi. Artinya, tulisan tersebut memang merupakan hasil gagasan pribadi pemilik blog atau website pribadi tersebut. Bukan saduran, apalagi hasil menyalin dari blog atau website lainnya di internet.

Pun, ada baiknya tulisan tersebut memiliki tema-tema yang erat kaitannya dengan pemiliknya. Misalnya, kalo pemiliknya ingin mengenalkan dirinya sebagai praktisi yang berkecimpung di bidang politik, tulislah isu-isu yang berkenaan dengan rakyat, kekuasaan, dan demokrasi. Pun kalo pemiliknya ingin mengenalkan dirinya sebagai pengamat film, tulislah isu-isu yang berkenaan dengan sutradara, aktor, atau aktivitas kreatif membuat film.

Kriteria kedua, seberapa banyak kapasitas knowledge kita dalam sebuah bidang. Salah satu caranya dengan mencoba menengok aktivitas kita, dan seberapa besar publik membutuhkan buah gagasan kita berupa tulisan. Misalnya saja seorang dosen Hubungan Internasional yang memiliki banyak mahasiswa di kelas. Selain itu, dia juga seorang pengamat yang aktif di komunitas Hubungan Internasional.

Tentunya, sang dosen sudah layak memiliki blog atau website pribadi, minimal, untuk menyampaikan pengamatan sang dosen terkait isu-isu di bidang Hubungan Internasional. Dalam hal ini, blog dan website pribadi juga berfungsi ganda: menyampaikan gagasan ke publik sekaligus memperkuat branding yang bersangkutan.

Kemudian, kriteria ketiga, menurut saya, seberapa populer kita di mata publik dan seberapa banyak persentuhan kita dengan mereka. Semakin kita populer dan semakin banyak kita berhadapan dengan publik, maka semakin layak kita memiliki blog dan website pribadi. Dalam hal ini, fungsi blog dan website pribadi profesional membantu kita untuk berkomunikasi dengan publik yang lebih luas lagi.

Namun, bila kita di luar kriteria tersebut, apalagi baru belajar nulis status di Facebook, ada baiknya kita memulainya dengan layanan blog gratis dan bebas. Saya pribadi menyarankan untuk menggunakan Wordpress.com, alih-alih Blogger.com. Selain mudah digunakan, layanan blog besutan Matt Mullenweg ini juga menawarkan ragam tampilan yang menarik dan beragam.

Selanjutnya, seiring berjalannya waktu, kita sudah memenuhi satu dari kriteria di atas, boleh lah kita mencicipi blog dan website pribadi profesional. Itu pun kalau kita punya dana yang cukup dan berkelanjutan untuk memperpanjang layanan berkategori profesional. Bila tidak, cukup gunakan layanan blog gratisan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun