Mohon tunggu...
Yudha Ardiansyah
Yudha Ardiansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mencari pengetahuan

Sukses didapat dengan cara kerja keras

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Teknologi Yumina dan Bumina

25 Juni 2021   11:35 Diperbarui: 25 Juni 2021   11:55 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teknologi Yumina (sayur dan ikan) dan Bumina (buah dan ikan)


Yumina adalah sistem  pertanian berkelanjutan yang menggabungkan antara akuakultur dan hidroponik dalam lingkungan yang bersifat simbiotik. Dalam bidang akuakultur, hasil dari ekskresi hewan yang dipelihara akan terakumulasi di air dan meningkatkan efek berbahaya di air jika tidak dibuang. Dalam akuaponik, terjadi proses secara alami eksresi hewan dipecah mejadi nitrat dan nitrit, dan kemudian digunakan olah tanaman sebagai nutrisi. Kemudian air  kembali ke sistem akuakultur. Sejarah akuaponik dimulai dari benua Asia dan Amerika Selatan. Diketahui bahwa sistem ini dimulai sejak peradaban suku Aztec kuno yang berdiam di Amerika Selatan.

Pada saat itu mereka memiliki gagasan untuk membuat pulau dari tanah lumpur yang dialiri oleh air kanal dimana ikan hidup. Air dan nutrisi yang ada pada air kanal digunakan untuk mengairi tanaman yang ditanam pada pulau buatan tersebut. Tidak hanya di Amerika Selatan, masyarakat China kuno sudah terbiasa dengan sistem akuaponik sederhana meskipun pada saat itu istilah ini belum ditemukan. Mereka berternak bebek diatas kolam ikan dan air kolam ikan tersebut selanjutnya akan digunakan untuk mengaliri sawah dan kebun sayuran yang mereka tanam.

Mengurangi Sampah-sampah organik dan limbah dapur rumah tangga yang dapat diolah dan dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Mengurangi tingkat pencemaran polusi udara seperti asap-asap kendaraan yang akan diserah oleh tanaman kemudian diubah menjadi oksigen (o2) melalui proses fotosintesis. Dalam studi “paparan kebisingan dan kesehatan masyarakat” terungkap bahwa paparan kebisingan dapat mengakibatkan tuna rungu, hipertensi dan penyakit jantung iskemik, gangguan tidur, dan penurunan prestasi sekolah pada anak. Mengurangi cemaran logam dan kimia Saat ini, cemaran logam berat dan pestisida dalam bahan pangan menjadi salah satu ancaman bagi masyarakat kota. Untuk meminimalisirnya, masyarakat kota dapat menanam sendiri bahan pangan yang akan dikonsumsi, dan mengatur penggunaan pupuk kimia menjadi pupuk organik serta pestisida kimia menjadi pestisida nabati

 Menambah nilai estika kota Berbagai tanaman yang ditanam akan memperindah tatanan kota dan akan meningkatkan nilai estetika kota. Memberikan pemasukan tambahan Pertanian perkotaan yang dilakukan di rumah selain dapat mengurangi pengeluaran keluarga dalam hal pembelian bahan pangan, juga dapat menjadi mata pencaharian sampingan keluarga. Mengurangi tingkat stres dan perbaikan hubungan sosial.
Kotoran ikan dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik yang berguna untuk pertumbuhan tanaman. Karena sudah melalui proses biologis, hasil dari produk pupuk organik salah satunya seperti sayur bayam, sayur kangkung dan lain-lain. Pemeliharaan yang mudah membuat teknologi yumina ini cocok untuk dilakukan di area perumahan dan bahkan tidak mesti harus memiliki area yang luas untuk melakukan teknologi ini. Populasi tanaman organik yang dapat ditanam 10 kali lipat lebih banyak. Dengan aquaponik tanaman dapat ditanam dengan kerapatan tinggi dengan sistem terapung di atas air.
Sistem ini mampu menampung hingga 10 kali lipat jumlah tanaman pada luasan yang sama. Dan setiap akar tanaman selalu mendapat pasokan air yang kaya akan zat hara. Selain untuk tanaman, aquaponik telah menjadi tempat pembelajaran yang populer bagi masyarakat maupun siswa-siswa kejuruan perikanan tentang biosistem terpadu.

Pada saat wabah covid 19 saat ini teknologi yumina dan bumina cocok untuk dikembangkan di lingkungan perumahan karena dapat menggurangi aktifitas masyarakat diluar rumah. Kedua teknologi ini dapat dilakukan secara otodidak dengan melihat media sosial dan media koran. Teknologi ini banyak diminati oleh kaum vegetarian, karena mereka sangat menyukai sistem dengan metode ini.
Budidaya ikan sistem yumina busmina tidak perlu menggunakan pupuk dan pestisida. Juga tidak perlu untuk menyiram sayuran setiap hari. Kita hanya memberi makan kepada ikan secara berkala dalam sehari. Namun hasilnya kita bisa memanen ikan dan sayuran (atau buah) ( menghasilkan dua produk dalam satu unit produksi).

Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam budidaya ikan dengan kolam ikan Yumina Bumina sendiri sangatlah terjangkau dan menghemat biaya. Jenis ikan air tawar yang di budidayakan dengan teknologi ini dipilih yang efisien dan nilai ekonomis tinggi misalnya ikan mas, nila, patin dan lele. Sedangkan untuk tanaman yang cocok dipelihara dengan teknologi ini adalah jenis tanaman semusim yang hidup pada media berkadar air tinggi, seperti cabai terong, kangkung, sawi dan tomat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun