Mohon tunggu...
dr. Ayu Deni Pramita
dr. Ayu Deni Pramita Mohon Tunggu... Dokter - Suka menulis tentang kesehatan, investasi dan budaya

Seorang dokter sederhana berasal dari Bali yang ingin berbagi ilmu dan pengalaman melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Kejelasan Status Pendidikan Seks dalam Kurikulum Pendidikan di Indonesia

8 Juli 2020   18:46 Diperbarui: 9 Juli 2020   11:32 1180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pendidikan seks di India. Sumber: feminisminindia.com (Why Is Sex Or Sexuality Education In Indian Schools Still A Taboo?)

pixabay.com
pixabay.com
Pendidikan seksualitas semestinya diajarkan sejak dini agar ketika beranjak masa pubertas tidak bingung dan mencari informasi yang salah malah akan membahayakan. 

Saat saya pertama kali menstruasi, saya panik bahkan menangis, saya bertanya mengapa pendarahan begini? Ibu saya menjelaskan tapi saya tetap cemas, apa yang terjadi tubuh saya kemudian? Perasaan ini pasti juga sama dirasakan oleh anak-anak yang pubertas apalagi belum memahami tentang seksualitas.

Pendidikan seksualitas tidak hanya mengajarkan anatomi alat reproduksi, perubahan tubuh pubertas dan penyakit reproduksi, melainkan memberi pemahaman bagaimana cara anak-anak menjaga alat reproduksi mereka dari pelecehan serta tahu batasan pergaulan dan berpacaran. Banyak anak terdiam saat mengalami pelecehan seksual karena mereka tidak paham.

Pengalaman penyuluhan sex education di beberapa sekolah begitu unik dan bikin terpana. Sebelum penyuluhan, kami menyebarkan kuisioner tentang pengetahuan seksualitas.

Dari 547 murid yang menjawab pengertian seks adalah 71% hubungan bersetubuh antara laki dan perempuan; 10% memasukkan alat kelamin laki ke alat perempuan; 8,5% proses membuat anak; 5,3% hubungan seks yang menyebabkan penyakit HIV; 2,7% perempuan akan hamil jika berciuman atau menyentuh sperma; 1,3% seks dilakukan saat sepi dan malam hari; 1,2% hubungan seks adalah negatif, orang yang memiliki pikiran dan kebiasaan negatif.

Selain itu, kita mengadakan games mengenai seberapa banyak kata julukan untuk menyebut nama lain alat reproduksi.Saking tabunya tentang seks, mereka malu menyebutkan nama alat reproduksi sehingga jika menceritakan alat reproduksinya mereka menggunakan nama julukan yang beragam. 

Lihat saja hasilnya, jumlah nama julukan alat reproduksi lebih banyak daripada bagian tubuh lainnya.

Dokpri
Dokpri
Beberapa akademisi menyayangkan tentang implementasinya pendidikan seksualitas dalam kurikulum formal di sekolah. Modul pedoman World Health Organization (WHO) sudah menjabarkan dengan detail mengenai poin-poin pembelajaran yang dimulai dari etika hubungan remaja, menghormati batasan dari orang lain, penggunaan etis dari media sosial, persetujuan hubungan maupun sentuhan dengan orang lain dan isu lain yang peka gender. 

Tahun 2019 KPAI mencatat, jumlah pelecehan seksual terhadap anak laki-laki lebih tinggi dari anak perempuan. Jadi, baik anak perempuan atau laki berhak mendapat pemahaman tentang seksualitas. 

Ada banyak sekali anak usia sekolah yang tidak terdaftar sebagai anak didik dalam artian mereka yang hidup di jalanan, terpaksa berhenti sekolah karena faktor kemiskinan juga meningkat kasus pernikahan dini dan pelecehan seksual. 

Pendidikan seksualitas sangat penting tidak hanya untuk anak didik sekolah tapi juga bagi mereka yang tidak sekolah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun