Mohon tunggu...
Yuda Y. Putra
Yuda Y. Putra Mohon Tunggu... Sales - Kita semua punya kengan yang indah di masa lalu, buktinya masih bisa kangen pada itu.

Mimpiku semalam, kau datang membawa seorang bayi di tanganmu, uh, tidak aku tidak mau. Bawa kembali!

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kucium Kau dengan Pembenaran yang Sah!

3 Desember 2016   12:29 Diperbarui: 3 Desember 2016   12:41 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

“teruskan,” desak si perempuan.

“kau itu, lelaki dengan perempuan, pria dengan wanita pasangan semacam itu sudah pemikiran kuno, jaman sudah berganti.”

“apa maksudmu?”

“dijaman ini semua bebas menentukan pilihan!” jawab si lelaki sekenanya lagi.

“apa sih maksudnya? Kalu satu term merujuk pada satu konsep, bukankah lebih baik jika term yang lain dihapus saja, toh juga sama saja artinya, ujung-ujungnya sama-sama arti.”

“kalau term adalah tanda verbal untuk kenyataan, sedang konsep adalah tanda mental dari kenyataan, tahukah kau ada yang lebih penting dari itu?”

“apa maksudmu? Tentang apa ini.”

“tentang tanda apa yang paling penting.” Si lelaki mulai bernada serirus.

Wajah si perempuan semakin menunjukkan gelagat kebingungan, “teruskan, jangan sepotong-sepotong,” si perempuan semakin mendesak penasaran.

“yang paling penting, adalah kenyataan diriku yang secara indrawi dapat dirasakan dalam fenomena milikmu, aku ada dalam neunema yang tak terjangkau, sebatas indramu cukup menjadikanku nyata, pikirkanlah, aku ada sebagai tanda kebesaran dan kasih sayang dia yang menciptakan segala keberadaan dan permulaan kepadamu, itu saja sudah cukup.”

Wajah si perempuan semakin cemberut, merasa digombalin, tak terima dengan jawaban itu ia mendesak lagi, “lalu, apa hubungan jaman dengan pasangan pria wanita dan lainya.”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun