Mohon tunggu...
Yuda Alansyah
Yuda Alansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UNJ

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Apakah Harus Menyepi agar Ibu Kota Jakarta Bersih?

23 Juni 2021   08:22 Diperbarui: 23 Juni 2021   09:10 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta merupakan ibu kota dari negara ini, yaitu Indonesia. Jakarta adalah sebuah kota yang banyak orang menyebut sebagai pusat kota ekonomi dan pemerintahan yang ada di Indonesia, oleh karena itu kota ini selalu padat di setiap sudut dan setiap harinya. Berjajar gedung-gedung tinggi menjulang, dan jalan yang lebar dengan kendaraan yang padat di setiap harinya. Jakarta juga termasuk kota dengan pencemaran udara terbesar ke - 13 di dunia menurut detik.com , dan penyumbang sampah terbesar di Indonesia menurut kompas.com .

Sampah merupakan momok bagi setiap daerah yang ada di Indonesia, bagaimana tidak , Jakarta menyumbakan sampah sebanyak 7.700 ton perharinya. Akan tetapi, hal ini terjadi ketika sebelum adanya pandemic virus COVID -- 19, banyak hal yang menurun di Jakarta karena seperti jumlah kepadatan kendaraan yang ada di Jakarta menurut, pencemaran polusi pun menurut sedikit mengapa saya bilang sedikit karena masih banyak pabrik indusrti masih beroperasi yang membuat polusi udara ini tercemar, selain itu ekonomi Jakarta pun menurun karena tingginya harga dolar ketika pandemi ini, akan tetapi kita tidak membicarakan tentang ekonomi yang ada di Jakarta ini.

Akan tetapi lebih ke lingkungan yang ada di Jakarta ini, karena semenjak adanya PSBB atau pembatasan sosial berekala besar, menurunnya jumlah harian sampah yang ada di Jakarta ini, yang awalnya 7.700 menjadi 620 ton perharinya, angka ini merupakan angka yang cukup signifikan/

Jika Jakarta memiliki angka tersebut di setiap tahunnya, mukin Jakarta akan menjadi kota yang bersih, akan tetapi hal ini hanya sementara ketika adanya PSBB saja, seharusnya dari PSBB ini masyarakat mulai peduli terhadap lingkungan yang ada di sekitar kita, mulai dari peduli dengan mengurangi jumlah sampah yang kita buang, menggunkan transportasi umum, dan mulai berhemat pada makanan agar tidak adanya pembuangan makanan yang sia -- sia atau biasa di sebut food waste .

Sampah yang dominan yang ada di Jakarta merupakan sampah plastik, bukan hanya Jakarta akan tetapi sebagian wilayah yang ada di negara lain pun yang menjadi momok besar adalah sampah plastic, sebagian besar sampah tersebut merupakan sampah daur ulang yang terbuang sia-sia, seharusnya masyarakat mulai peduli dengan mendaur ulang sampah tersebut menjadi barang yang berguna, seperti salah satu brand sepatu lokal yang ada di Bandung, nama brand tersebut adalah Pijak Bumi, sepatu yang mereka keluarkan merupakan  70% terbuat dari sampah daur ulang, ini merupakan sebuah peluang bagi masyarakat bahwa sampah plastic yang dapat di daur ulang menjadi sebuah barang yang berguna dan memiliki nilai jual, dimulai dari sampah, menjadi rupiah yang di dapat.

dokpri
dokpri
Jakarta di era PSBB ini memang era dimana Jakarta menjadi bersih, karena kebanyakan masyarat-nya yang menjalankan WFH, jika hal ini terus dilakukan, apa mungkin Jakarta akan menjadi kota yang bersih? Bahkan bukan hanya Jakarta , akan tetapi kota lainpun akan menjadi bersih karena masyarakatnya yang lebih memilih untuk di rumah saja  dan bekerja.

Jadi apakah Indonesia ini harus menyepi agar lingkungan bersih kembali? Seharusnya kita belajar dari keadaan saat ini, enak bukan memiliki udara yang bersih dan lingkungan yang bebas dari sampah yang berserakan? . apa perlu PSBB ini dilakukan setiap 1 bulan sekali ? tidak mungkin bukan, jadi ayo kita jaga lingkungan dimulai dari hal -- hal yang kecil seperti membuang sampah pada tempatnya, kalo bukan kita lalu siapa lagi.     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun