Mohon tunggu...
Yudha Bantono
Yudha Bantono Mohon Tunggu... Penulis - Pembaca peristiwa

Veterinarian, Art and architecture writer yubantono@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Life Hack Pilihan

Ritual Batu-batu Made Wianta

18 Desember 2021   19:20 Diperbarui: 18 Desember 2021   20:27 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stone and Ritual of Fire - Unity in Diversity (Doc. Wianta Foundation)

Ritual Batu-batu  Made Wianta

Seni Instalasi - Unity in Diversity

Batu. Kita bisa menarik ingatan, satu kata yang bisa dirangkai dengan kata lain untuk masuk pada perdaban purba. Zaman batu, kapak batu, pisau batu,  rumah batu, piring batu sampai agama batu. Lantas apa hubungannya dengan batu-batu itu pada karya instalasi seni Unity in Diversity Made Wianta ?.

Betapa batu memiliki makna penting dalam suatu konteks kekaryaan seni rupa Made Wianta. Melalui batu-batu ia ingin menyampaikan pesan indahnya keberagaman di area Garuda Wisnu Kencana (GWK) tahun 2003 di Jimbaran Bali.

Untuk menjawab semua itu saya harus mulai mengingat peristiwa demi peristiwa, sejak kerja bersamanya mulai tahun 1999. Tahun 2000 Wianta telah diundang secara khusus di Langkawi International Festival of Art (LIFA), disana Wianta menggantung batu-batu di atas pohon. Dari bawah batu-batu itu bak hujan meteor bergoyang-goyang dengan sinar lampu yang memantulkan cahaya di malam hari.

Made Wianta di Langkawi International Festival of Art (LIFA) Malaysia, 2000 (Doc. Wianta Foundation)
Made Wianta di Langkawi International Festival of Art (LIFA) Malaysia, 2000 (Doc. Wianta Foundation)

Tiga tahun kemudian Wianta menyuruh saya untuk berkoordinasi dengan pihak pendukung yang akan menyediakan batu-batu. Jadi bukan hal aneh saya berurusan dengan batu-batu lagi. Namun yang membuat saya terkejut adalah ketika ukuran batu-batu yang diminta minimal berdiameter 50 centimeter. Permintaan tidak tanggung-tanggung seribu batu lebih. Wianta tidak menyampaikan pesan khusus ada simbolisme jumlah yang biasa ia dijadikan makna.

Seraya saya mulai menggaru-garuk kepala, “what” . Seperti biasa saya tidak bisa membantah untuk urusan perintah Wianta. Ketika waktu telah disepakati untuk pengiriman, batu-batu dari Bali timur diangkut truk demi truk mulai tiba. Jumlahnya pun mulai dihitung secara seksama oleh Wianta. Batu-batu itu bakal menjadi media atas nama instalasi seni rupa. Selanjutnya batu-batu itu telah berubah rupa, menjadi penuh warna dengan goresan cat spontan dan kata-kata perdamaian dunia.

Wianta betul-betul menari-nari di antara barisan batu-batu, ia seperti kerauhan, tidak ada yang berani menghentikannya. Memutarkan badannya, berteriak kencang, dan kadang mencaci-maki siapa dengan bahasa yang susah kupahami. Setiap batu seolah memiliki tanda yang ia rekatkan mengikuti kata demi kata. Tidak sampai di situ,Wianta juga menciptakan teater spontanitas dengan mengundang peserta konfrensi Unity in Diversity untuk menulis dan menandatangani di atas batu-batu yang tersedia.  Selebihnya tim kerja kreatif Wianta menambahi dengan kata-kata pesan perdamaian dunia.

Unity in Diversity GWK 2003 (Doc. Wianta Foundation)
Unity in Diversity GWK 2003 (Doc. Wianta Foundation)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Life Hack Selengkapnya
Lihat Life Hack Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun