Brak !
Ada yang melemparkan sesuatu
Menciumku
Brak! Â Brak! Â Brak!
Semakin ku meninggi
Semakin sering  dan banyak yang melempar segala sesuatu kearahku
Dan menciumku
Semakin kumeninggi
Semakin ku melindungi segala yang terlempar kearahku
Tak nampak dari jauh
Tak ada yang mau tahu
Tak juga ada yang peduli
Tapi disuatu masa
Sepasang bilah tajam merajamku
Aku rebah ke tanah
Batang dan daunku tak lagi bisa menutupinya
Tebaran bau dan dengungan lalat kini tampak nyata diantara tumpukan segala macam sampah yang pernah dilemparkan dengan semena-mena
Ke arahku.
Banyak yang memalingkan muka
Pura-pura tak melihat realita
Atau karena sudah terbiasa
Yang peduli pun di bully
Dicap reseh, digunjingkan sana sini
Yang punya otoritas, kelu terpaku dalam gemas
Aku sungguh ingin bertanya
Untuk apa kalian membuat tempat sampah
Kalau kalian semua lebih suka melemparkannya begitu saja
Ke arahku?
Tapi aku hanyalah ilalang.
Apalah dayaku mempertanyakan semuanya
Bukankah akal budi dikaruniakan pada kalian semua
Bukan pada ilalang sepertiku atau pada lalat-lalat yang bertebaran diantara tumpukan sampah yang kalian lempar dengan sengaja?
Brak!
*Ilalang tak lagi bicara. Percuma!