Bukan lagi buku
Seperti tahun 1928 dulu
Tapi ponsel canggih sebesar saku
Yang dilengkapi kamera lebih dari satu
Musim telah berganti
Jaman sudah berubah
Bukan hal yang tak biasa
Semua bergulir pada waktunya
Pemuda dulu bukan bukan pemuda sekarang
Pemuda sekarang seharusnya lebih garang
Bukan untuk berbalas bully-an
Tapi berjuang untuk negeri
Tengoklah lensa kameramu yang canggih luar biasa
Apa yang kau tangkap dengannya ?
Bayangmu berjoget tiktok versi terbaru ?
Membual hal hal yang penuh bual?
Bersumpah serapah dengan gaya pongah?
Atau berpamer hidup hedonis yang aslinya tragis?
Dulu mereka mencerna buku-buku
Beradu opini demi visi yang satu
Sehingga kini  kau bisa membaca puisi ini
Dan mengerti
Karena bahasa kita satu
Kini tak perlu mikrofon untuk didengar
Atau bahkan toa
Lensa kameramu jauh lebih digdaya
Gaungnya menggema seantero dunia
Pilihan ada di tanganmu, Pemuda
Suarakanlah yang bermakna
Bukan hanya demi sensasi semata
Bukan hanya mengabadikan kilau penuh pesona yang sengau
Tapi juga tebaran sampah plastik di padang rumput hijau
Biarkan kontrasnya menggelitik sukma
Menyadarkan generasimu supaya
"Jangan Buang Sampah Dimana Kamu suka. Buanglah ke tempatnya!"
Ah, buang sampah lagi! Â katamu
Bosan aku
Sungguh aku juga, aku mau
Bicara hal-hal yang lebih seru denganmu
Tapi yang ini pun masih ada di sekitarmu
Masih jadi PR kau dan aku.
Aku dengan tulisanku
Kamu dengan lensa kameramu
Ayo kita bangun negriku yang juga negrimu!
*Proyek berbagi untuk negri -Mendidik anak bangsa lewat karya fiksi*