Mohon tunggu...
Yuana Palupi
Yuana Palupi Mohon Tunggu... Mahasiswa - 00s

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Konten Kreator Itu Gak Cuma Upload-Upload Saja Lho!

9 Juni 2021   13:53 Diperbarui: 24 Juni 2021   00:18 222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://unsplash.com/@czapp_arpad

Perkembangan zaman selaras dengan kemajuan teknologi di zaman sekrang sudah berkembang pesat. Ditandai dengan terciptanya sebuah inovasi yang mempercepat proses penerimaan informasi sampai media yang digunakan untuk penyampaian pesan. Alhasil, dalam penyebaran pesan menggunakan teknologi yaitu internet, sehingga mendapatkan kemudahan akses cepat dan mudah dimana saja dan kapan saja. Nah, dengan munculnya media-media baru yang menghiasi ranah inovasi dalam bersosial terdapat pula yang mengisi ranah media itu sendiri.

Penyebaran pesan tidak hanya sebatas dengan kata-kata atau pun dengan suara. Saat ini, banyak sekali inovasi dalam penyampaian pesan. Mulai dari foto atau secara visual atau gambar diam serta infografik ataupun dalam bentuk video yang dikemas secara lebih simple dan menarik dan tak lupa juga secara modern. Alhasil, dengan berkembangnya teknologi dan kemunculan media-media baru dalam bersosial, terdapat juga orang "dibalik layar" pada pembuatan pesan tersebut.

Tapi, tahu gak sih disebut apa pengisi dan yang membangun isi pesan tersebut. Namanya adalah konten kreator. Perkembangan zaman dan teknologi pastilah ada plus dan minusnya. Namun, ambil saja sisi positif dari hasil perkembangan zaman saat ini, yaitu bermunculnya profesi/pekerjaan baru, yaitu konten kreator. Konten kreator tidak melulu hanya satu bagian atau divisi saja dalam menyampaikan sebuah pesan. Ada yang namanya, Content Writer yang menulis, research konten, ada juga Copywriter yang menjadikan seni menulis sebagai daya tarik, designer grafis atau illustrator yang membua visual sebagai penyampaian pesan itu sendiri melalui konten, dan masih banyak lagi orang "dibalik layar" tersebut.

Konten kreator dituntut untuk kreatif, paham tren sosial yang terjadi, serta sigap dan akrab dengan media sosial itu sendiri dan menginspirasi. Bahkan, konten kreator banyak lebih dikenal dari pada publik figure lain, karena keunikan tersendiri. Contohnya, Aulion yang dikenal dengan konten kreator yang piawai dalam karya stop motion, Tasya Farasya yang dikenal sebagai beauty vlogger, hingga Jerome Polin, Gita Savitri Devi, Turah Parthayana yang membagikan kesehariannya sebagai mahasiswa Indonesia yang berkuliah di luar negeri.

Melihat potensi yang didapatkan dalam berkarya sebagai konten kreator, banyak orang menjadikan berkonten dalam sosial media untuk ladang uang, personal branding, mendapatkan tips dan masih banyak lagi. Ini bisa diibaratkan sebagai simbiosis mutualisme. Konten yang memiliki dampak positif dan menarik pastilah memiliki banyak penggemar yang menantikan konten menarik lainnya lebih banyak lagi. Namun, konten kreator tidak semata-mata mengupload pesan yang dikemas sebagi konten, namun banyak sekali progress, jatuh bangun dalam suatu konten sebelum konten itu dipublish dan dinikmati oleh publik. Nah, hal yang paling harus dipegang teguh oleh konten kreator yaitu konsisten. Mempertahankan tentulah lebih berat daripada mendapatkan, karena itulah konten kreator harus dituntut konsisten.

Saat ini banyak sekali media sosial untuk menjadikan konten kreator untuk berkarya dengan keunggulan dan keunikan pada masing-masing media sosial. YouTube yang berisi video, Instagram dengan visual serta video juga, TikTok yang membuat video dengan durasi pendek, Spotify yang berbasis audio banyak yang berkonten dengan podcast, dan masih banyak lagi. Konten kreator juga bisa dijadikan sebagai tak tik/strategi marketing perusahaan atau usaha. Dengan hal ini, diharapkan bisa memasarkan produk agar dikenal lebih banyak orang/target pasar.

Salah satunya yang menarik bagi saya adalah Program Shopee Affiliate pada konten Haul/belanja di platform biasanya di Instagram/TikTok. Shopee menggunakan konten kreator untuk menggaet irang lebih banyak untuk berbelanja di Shopee dan konten kreator sendiri juga mendapatkan penghasilan dari Shopee Affiliate tersebut. Bentuk dari program ini yaitu membuat informasi produk dengan di review/ di promosikan  konten kreator lalu konten kreator membagikan link barang/produk tersebut ke publik, sehingga produk dikenal luas serta banyak orang yang berbelanja lewat Shopee.

Konten kreator dalam usaha marketing adalah mengupayakan untuk menarik calon pembeli sesuai target pasar, dengan konten/isi informasi itu sendiri. Bisa dengan softseliing maupun hardselling. Dalam hal ini, penciptaan konten sebagai strategi marketing dengan memperkuat efektiviras marketing supaya produk terbranding dengan baik.

Berbicara tentang konten kreator, saya juga punya pengalaman sebagai konten, walaupun bukan di akun sendiri atau milik pribadi, tetapi di komunitas sosial. Sebagai mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan, saya berperan dan diamanahi sebagai desaign grafis yang memvisualkan ide/pesan dari content writer yang dibagikan melalui postingan Instagram dengan konsep carousel, yaitu postingan yang bisa di slide. Tidak hanya soal memvisualkan isi pesan tersebut, tetapi juga membuat konsep, tema, seperti tone warna, gambar, template, style design dan lain lain. Hal yang didapatkan dari pengalaman saya sebagai konten kreator yang memvisualkan isi pesan, tidak hanya menambah pengalaman, hal yang saya dapat adalah ilmu dari konten yang akan divisualkan contohnya pada ranah isu sosial dan disabilitas yang belum saya ketahui, selain itu karena yang diikuti ialah komunitas sosial yang bergerak untuk mengapresiasi orang lanjut usia atau diluar usia produktif yang masih mencari rezeki dengan tidak menadahkan tangan dibawah, seakan saya bisa membantu mereka dalam bentuk lain.

Dalam potensi perangkat yang digunakan, Instagram menurut saya masih menjadi primadona. Instagram yang dari waktu  ke waktu menghadirkan inovasi fitur yang lebih baru dari sebelumnya. Dahulu video hanya berdurasi 15 detik, itu waktu yang sangat singkat untuk sebuah konten feeds video. Sekarang hadir lebih banyak durasinya terlebih adanya fitur IGTV. Selain itu, rasio posting sekarang yang beragam, tidak hanya 1:1, tetapi bisa 1:91:1 dan 4:5. Hadirnya fitur Instagram Story juga membuat Instagram banyak diminati, cerita dalam bentuk video/foto 15 detik bisa dimanfaatkan untuk mini sharing, tanpa harus membuat postingan feeds, juga dilengkapi dengan Sorotan/Highlight yang bisa menyimpan momen Instagram Story di profil. Dan juga sekarang, Instagram bisa mengunggah dalam satu postingan beranda dengan tidak hanya 1 foto, melainkan bisa sampai 10 foto. Ini bisa dimanfaatkan dengan konten carousel (swipe).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun