Mohon tunggu...
Yuana Palupi
Yuana Palupi Mohon Tunggu... Mahasiswa - 00s

:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenal Lebih Dalam Konvergensi Media

15 April 2021   10:41 Diperbarui: 15 April 2021   10:44 417
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Di artikel sebelumnya, kita sudah berbicara tentang media dari masa ke masa. Media yang selalu mengikuti arah perkembangan zaman. Pernahkah ketika sedang bosan, kita langsung membuka handphone lalu berselancar dari media sosial ke media sosial lainnya atau sekedar menonton film, membaca, dan mendengarkan musik? Semua bisa diakses dengan smartphone bukan?. Hanya dengan satu genggaman tangan, kita sudah mendapatkan apa yang kita inginkan dengan cepat dan mudah. Aktivitas itu merupakan revolusi media yang dinamakan Konvergensi Media. Tapi, tahu tidak apa yang disebut konvergensi media?. Singkatnya, konvergensi media ialah penggabungan berbagai jenis media massa seperti media konvensional, cetak hingga media dan internet melalui proses digitalisasi lalu didistribusikan melalui media digital, sehingga dapat diakses secara portabel dan interaktif.

Apa yang dihasilkan dari konvergensi media ini ialah kombinasi 3C, yaitu komputasi (computing),  komunikasi (communication), dan konten (content). Hal ini sejalan dengan pa yang dikemukakan Flaw, menurut Flaw, konvergensi media terdiri dari 3 point penting, yaitu 3C. Flaw memperjelas dengan menerangkan bahwa konvergensi media dangat erat sekali dengan perubahan industri, industri menjadi lebih dinamis dan bergantung kepada tekonologi. Nah, perubahan ini dapat berupa perubahan pada media informasi , perubahan cara menjalankan komunikasi, perubahan pada media cetak, dan perubahan penggunaan media secara digital.

Dengan adanya konvergensi media, dapat memberikan kesempatan bagi siapapun untuk berinteraksi melalui media massa serta dapat mengisi/membuat konten yang bisa diakses oleh siapapun dengan jangkauan yang luas sehingga dapat mengontrol pesan didistribusikan. Media konvensional mau tak mau mengikuti arah perkembangan zaman agar tidak kehilangan penikmatnya. Konvergensi media secara langsung mempengaruhi aktivitas sehari-hari serta mengubah cara mendapatkan informasi/pesan. Sampai saat ini, media konvensional beramai ramai beralih ke media digital dengan menyajikan lewat media sosial dan portal berita.

Sebagai salah satu mahasiswi Universitas Ahmad Dahlan, konvergensi media sangat terasa dampaknya bagi aktivitas sehari-hari, terlebih saya juga mengalami revolusi dari media itu sendiri.

  • Buku Elektronik / E-Book
    Tak dapat dipungkiri sebagai kewajiban setiap mahasiswa, buku dan jurnal sebagai salah satu penunjang materi yang didapatkan selain dari dosen. Buku dan jurnal online sangat aksesibel secara portabel dapat diakses dimanapun kapanpun. Selain buku untuk menunjang perkuliahan, e-book seperti jenis novel fiksi sampai komik. Namun, tidak semua penerbit mengeluarkan versi onlinenya. Tetapi, lahirnya teknologi tidak terlepas dari dampak positif dan negatif. Dampak negatif, dari hadirnya buku elektronik/ e-book ini ialah pada kesehatan mata. Tanpa disadari jika menatap layar gadget terlalu lama menjadi jarang berkedip. Selain itu mata juga lelah dan dampak lain mata menjadi minus.

  • Hiburan
    Aktivitas sehari-hari dapat memberikan kejenuhan. Untuk mengatasi kejenuhan iu sendiri, sering saya mencari hiburan lewat internet. Dari menonton TV sampai mendengarkan musik. Jika ada kesibukan lain sehingga terlewat menonton acara televisi, cukup mengakses portal resmi stasiun televisi lalu kita dapat menonton siaran ulang acara tersebut. Contohnya, RCTI mempunyai web resmi untuk dapat mengakses program televisi yang terlewat melalui RCTI+. Di masa pandemi ini, pengurangan aktivitas diluar rumah harus dibatasi. Sekarang menonton film tidak harus ke bioskop, banyak aplikasi yang memberikan kita tontonan film. Seperti Netflix, Disney+ Hotstar, Viu, WeTV, iQiyi dan lain lain.

    Dampak dari pandemi juga, banyak penggaet seni memutar otak untuk dapat bertahan di masa pandemi ini. Sekarang banyak konser yang diadakan secara virtual. Konser virtual ini dapat diakses melalui Instagram Live, Youtube dan lain lain. Konser secara virtual ini memberikan inovasi baru dalam masa pandemi ini. Contohnya yang diadakan oleh Narasi TV, yang menyelenggarakan konser secara virtual dan sekaligus beramal. Selain menonton konser secara virtual online, kita dapat mendengarkan lagu dari Spotify, Joox, Resso dan dan lain lain dari idola kita. Dulunya, saya harus mendownload satu persatu lagu dari idola, yang mana itu membutuhkan waktu yang lama serta memori yang besar untuk menyimpannya. Dengan hadirnya aplikasi seperti Spotify, Joox, Resso memudahkan mendengarkan lagu dari idola tanpa harus mendownload satu persatu, karena semuanya dapat diakses secara online.

  • Belanja dan Berjualan
    Dalam situasi pandemi ini, belanja yang mengharuskan untuk keluar rumah, sekarang dengan pemanfaatan teknologi, kini belanja bisa melalui genggaman tangan. Sekarang banyak Start Up Marketplace di Indonesia. Shopee, Tokopedia, Lazada, Zalora, Bukalapak, TaniHub, SayurBox  dan lain lain. Dengan adanya marketplace ini banyak orang belanja dan membuka toko pada marketplace ini. Selain kita terbantu akan kebutuhan berbelanja, kita dapat memanfaatkan untuk berjualan. Cuan cuan cuan.

  • Media Sosial
    Sekarang untuk dapat berkomunikasi banyak macamnya. Media sosial tempat mengirim pesan serta berinteraksi dengan orang lain dengan mudah, sehingga media sosial sangat akrab dengan kehidupan kita sehari hari. Kalau dipergunakan dengan baik, kita dapat membangun personal branding lewat media sosial kita. Nah, selain marketplace untuk berjualan, media sosial juga  berperan dalam bertransaksi digital untuk pemasaran konten yang bersifat hardselling maupun softselling. Media sosial juga sebagai tempat kita "bersembunyi", kita bisa bilang otw padahal masih bangun tidur.

Konvergensi media masih harus diperbaiki adalah tentang sangat bergantung dengan internet, sehingga wilayah yang belum bisa menerima sinyal internet belum dapat menerima informasi yang sama dengan wilayahnya sudah terakses internet dengan baik dan orang lansia mengalami culture lag akan konvergensi media ini. Dengan adanya konvergensi media ini memiliki potensi ketersediaan berita dan konten berbasis momen secara instan, penonton juga bisa menjadi pencipta itu sendiri, dan biaya pemasaran digital menjadi ekonomis. Selain itu, konvergensi media turut menciptakan lapangan kerja baru, seperti editor, reporter, jurnalisme perjalanan sampai illustrator.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun