Mohon tunggu...
Yar Johan Hayat
Yar Johan Hayat Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

(WA)+6281371808050 |yarjohan@gmail.com (Email)| Belajar menulis| Mampir ke blog pribadi saya www.yarjohan.com|

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

|Memotret Film "Soekarno": Pulanglah Soekarno Putra dan Soekarno Putri|

18 Desember 2013   08:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:48 925
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_284539" align="alignnone" width="644" caption="Nobar Film Soekarno/ Doc Pribadi"][/caption]

Beberapa hari yang lalu saya pernah menulis tentang artikel yang membahas rencana menonton Film "Soekarno" yang membuat hati saya dag dig dug tak karuan. Saya bersama rekan-rekan Blogger Reporter ID mendapatkan kesempatan nonton bareng bersama beberapa cast Film "Soekarno" yaitu Ario Bayu (Soekarno), Tiak Bravani (Fatmawati) dan Tahta Ginting (Sjahrir) dan Meet and Greet VJ Daniel Mananta. Terimakasih Damn! I Love Indonesia.com, Blogger Reporter ID dan Mbak Ani Berta atas tiketnya. Awalnya saya pikir Sutradara Hanung datang namun ternyata tidak ada. Kok ada VJ Daniel Mananta? Pada kesempatan yang lain saya akan membahas tentang VJ Daniel Mananta dengan Damn! I Love Indonesia.com. Terimakasih sekali lagi.

Bila sahabat belum sempat membaca ini saya berikan link artikel monggo untuk dibaca |AKU MENONTON FILM SOEKARNO KARENA ADA FATMAWATI| karena di film itu ada kisah tentang seorang yang saya idola sejak kecil. Perjuang,  prinsip dan pengalaman hidupnya begitu banyak menginspirasi. Siapa lagi kalau bukan Fatmawati. Pernah dulu saya menyampaikan pada seorang teman. Mungkin bila ada Fatmawati di era zaman sekarang, saya akan langsung menyatakan cinta pada dia. Akan mempersunting sebagai ibu dari anak-anak saya. Serius. Fatmawati adalah sosok Putri Bengkulu yang baik etika dan tutur katanya. Wajar Soekarno jatuh cinta dengan Fatmawati.

Sebelum membahas tentang Film "Soekarno" saya sedikit binggung dengan anak-anak Fatmawati. Seperti Guntur Soekarno Putra, Megawati Soekarno Putri, Rachmawati Soekarno Putri, Sukmawati Soekarno Putri dan Guruh Soekarno Putri mereka jarang pulang kampung ke Bengkulu. Kalaupun ada hanya Sukmawati Soekarno Putri dan Guruh Soekarno Putri. Mereka-mereka saja. Anak perempuan sulung Fatmawati yaitu Megawati lebih suka di panggil mbak dibanding panggilan Wa (panggilan anak sulung perempuan Bengkulu). Guntur bisa ditebak panggilanya Mas Guntur bukan Dank. Lebih keren sepertinya kalau panggilan mereka Dank Guntur, Wa Megawati, Inga Rachmawati, Dodo Sukmawati dan Cik Guruh. Kalau cik itu khusus anak bungsu laki-laki. Bagaimana menurut sobat? Keren bukan. Selain Sukmawati dan Guruh sangat jarang sekali saya lihat aktifitas anak-anak Fatmawati sebagai mengikat darah ada di Bengkulu. Iya kita tahu sendiri mereka sudah lahir dan menetap diluar Bengkulu. Tapi terlihat seolah-olah mereka lupa bahwa ada darah Bengkulu di hidup mereka. Bisa jadi, karena mereka itu terlahirnya bukan di Bengkulu ya? Boleh jadi karena panggilan mereka bukan Dank, Wa, Inga, Dodo dan Cik. Apalah arti sebuah panggillan.

Iya ada sich mereka pernah ke Bengkulu, tapi kalau mau dekat-dekat pemilu. Hanya menjadi mesin penghasil suara pemilu. Iya contohnya Megawati mau jadi Presiden waktu itu. Mengatakan bahwa ini adalah darah Bengkulu. Putri Fatmawati Bengkulu. Asli. Maka pilihlah Megawati. Alhasil semua masyarakat tertipu. Suara rakyat Bengkulu hanya menjadi daur ulang pengisi suara pencalonannya. Partai Megawati menjadi nomor 1 waktu itu tapi pemilu belakangan ini Megawati suaranya hanya masuk 3 besar di tanah Kelahiran Ibunya. Malulah masa Megawati tidak menang di daerah sendiri. Kampung halamannya. Rakyat Bengkulu bangga dengan Megawati bangga karena Fatmawati. Setelah itu tak pernah lagi. Hanya bisa dihitung jari. Megawati lebih bangga menjadi orang Bali. Notebene Bali konon adalah asal dari Soekarno. Lupakah Megawati kalau Bali itu sudah makmur penduduknya dan sudah terkenal di dunia. Megawati lebih bangga di panggil Mbak, tidakkah kalian ingat masih banyak kerabat dan saudara Fatmawati yang masih hidup di Bengkulu. Tidakkah kalian ingin melihat rumah Fatmawati yang hanya sebagai icon saja yang sangat sepi pengunjung. Bengkulu seperti kota mati setelah Fatmawati dipersunting oleh Soekarno. Tidakkah ada rasa bangga buat Soekarno Putra dan Soekarno Putri terhadap kampung Ibu kandungnya sendiri. Yang notebene adalah provinsi yang jauh tertinggal dan sangat miskin di banding daerah-daerah di Sumatera. Jangan-jangan Soekarno Putra dan Soekarno Putri tidak bisa berbahasa Bengkulu. Bahasa Ibu kandungnya. Tidak banyak yang tahu. Jangan sekali-kali merubah sejarah pesan Film Soekarno.

Pulanglah Soekarno Putra dan Soekarno Putri. Lihatlah kampung Ibu kandungmu yang sedang menangis. Walau hanya sebentar saja. Saudara dan kerabatmu pasti sangat mengelu-elukan bila kalian pulang kampung.  Sebentar saja meskipun hanya melihat. Mampirlah di Rumah Fatmawati dan Rumah Soekarno. Rakyat Bengkulubutuh ukiran dan lukisan dari ide cerdas dari kalian. Pulanglah Soekarno Putra dan Soekarno Putri dengan syarat jangan membawa misi ingin meraup kekuasaan. Menjadi menteri atau Presiden. Kami tidak mau tertipu lagi. Ajaklah Rakyat Bengkulu nonton bareng Film Soekarno seperti Damn! I Love Indonesia.com. Pulanglah karena silaturahmi. Bukankah silaturahmi memperpanjang umur dan membuka pintu rezeki. Bila kalian pulang untuk silaturahmi. Jangankan harta. Nyawa kami perjuangkan bila itu benar-benar untuk membangun bangsa ini. Pasti ingatkan kalau Tahun 2014 adalah pesta demokrasi. Siapa tahu Megawati mau calon Presiden kembali saya jamin kalau dilakukan silaturahmi yang baik dari sekarang. Tidak menutup kemungkinan Megawati akan menjadi nomor 1 kembali di Tanah Fatmawati. Tapi, kalau datang ke Bengkulu pas butuh saja. Pas mau pemilu saja. Maaf.

Tidakkah para sahabat ingat demi bangsa ini, rakyat Bengkulu rela menyumbangkan Emas yang sekarang berdiri kokoh di MONAS. Tapi kalian tidak tahu, bukan?.Saya teliti satu persatu sejarah MONAS di galeri bawah tanah MONAS tidak ada nama Bengkulu di sana. Apalagi sejarah Emas MONAS. Memastikan hal tersebut sama beberapa kali masuk ke dalam ruang bawah tanah tersebut. Jangankan tulisan ucapan terimakasih. Nama Bengkulu tidak ada. Mengapa yang kalian tahu cuma sumbangan dari Rakyat Aceh untuk pesawat pertama Indonesia yang cikalbakal peswat Garuda saat ini. Kalian tidak tahukan kalau emas MONAS itu diambil dari Bengkulu. Sumbangan rakyat Bengkulu. Kami tidak memintanya. Tapi tulislah walau dengan pena yang buruk tak perlu emas di galeri sejarh Monas tersebut. Jangan sekali-kali merubah sejarah (film soekarno).Terlalu banyak kalian lupakan tentang Fatmawati. Rumahnya dan termasuk masakan Fatmawati. Fatmawati pintar masak lho. Ingatlah  Ibu kandungmu berasal dari Bengkulu. Ajari kami generasi muda dengan sejarah yang benar. Bukankah pesan Soerkano. Bangsa yang besar adalah menghargai jasa pahlawan. Fatmawati sudah pahlawan. Rakyat Bengkulu pahlawan yang telah memberikan bongkahan emas buat MONAS. Lumayan emas itu kalau dikembalikan lagi. Bisa jadi Rakyat Bengkulu tidak bakalan yang busung lapar dan putus sekolah. Tapi tidaklah. Bengkulu tidak sejahat itu. Bengkulu cinta Fatmawati. Cinta Soekarno. Cinta bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun