Mohon tunggu...
Ainul YaqinRahmat
Ainul YaqinRahmat Mohon Tunggu... Lainnya - Manusia suka menulis

Menulis mengisi waktu luang

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Nilai Pancasila dan Nilai yang Tertatanam di Sulawesi Barat

4 Mei 2020   23:45 Diperbarui: 4 Mei 2020   23:41 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
semuatentangprovinsi.blogspot.com

Pada kesempatan kali ini, penulis akan berupaya membuat tulisan tentang bagaimana keterkaitan antara nilai Pancasila itu sendiri terhadap nilai suatu budaya. 

Namun untuk memperkecil jangkauan pembahasan pada tulisan ini maka penulis akan membatasinya dengan suatu budaya tertentu di Sulawesi Barat, yaitu suku Mandar. Sumber dari wacana yang penulis buat berasal dari salah satu situs tentang budaya yang ada di Nusantara. Jadi acuan penulisan ini adalah gabungan antara pemikiran penulis dan wacana yang didapatkan penulis.

Meninjau realitas budaya yang eksis di tengah-tengah masyarakat. budaya menjadi bagian penting dari kehidupan masyarakat sebagai seorang manusia dengan potensi akal. Budaya yang lahir dari interaksi dua hal dimana respon manusia terhadap lingkungan dan lingkungan sebagai penghasil produk budaya. Bentuk ekspresi dari masyarakat yang menghasilkan suatu budaya sebagai indikator tolak ukur kualitas manusia

Sejumlah cita-cita, nilai, dan standar prilaku yang didukung oleh sebagian warga masyarakat, sehingga dapat dikatakan kebudayaan selalu pada setiap rumpun masyarakat di muka bumi. Meskipun demikian penting untuk disadari bahwa semua itu bukan berarti keseragaman. Dalam setiap masyarakat manusia, tedapat perbedaan-perbedaan kebudayaan khas dan unik. Kemudian kebudayaan dapat dipahami sebagai identitas suatu rumpun masyarakat bersangkutan.

Kembali ke pembahasan awal, tentang bagaimana korelasi antara budaya yang ada di tanah Mandar dengan Pancasila sebagai akar utama Indonesia itu sendiri. Seperti yang kita ketahui bahwa nilai-nilai pancasila merupakan hasil "galian" dari akar akar tradisi budaya. Pancasila itu sendiri merupakan wujud Pengkristalan budaya-budaya lokal yang ada di Indonesia. Penerimaan pancasila dengan keragamannya. Lima sila dalam Pancasila sudah menunjukkan keberagaman sejalan dengan Bhinneka tunggal Ika yang merangkum segala perbedaan.

Penjelasan paragraf sebelumnya menunjukkan bahwa apapun kebudayaan lokal yang ada di Indonesia maka korelasinya dengan pancasila tetap ada. Di Provinsi sulawesi Barat, integrasi nilai-nilai Pancasila sudah tumbuh sejak dahulu. Bahkan sebelum sulawesi Barat atau Mandar itu sendiri menjadi salah satu bagian dari Indonesia, Istilah dalam bahasa Mandar "Misa' kada di potuo, pantan kada di pomate"- yang makna tersiratnya mengatakan bahwa satu kata dan perbuatan. Dimana merupakan nilai-nilai yang dibuat ratusan tahun yang lalu sebelum Indonesia itu ada sudah menjadi pegangan masyarakat dalam berpegang teguh terhadap perkataan dan perbuatan. Maka hal ini dapat diartikan sebagai pegangan kuat dan acuan peraturan dasar dalam bertutur kata dan bertindak yang bisa dikatakan "pancasila" pada masanya.

Menjadi orang mandar itu sendiri bukan hanya sekedar mereka lahir dari tanah mandar, besar diwilayah tersebut atau merupakan keturunan asli Mandar. Hal itu saja belum sepenuhnya cukup. Maka dari itu seseorang akan menjadi Mandar sejati apabila mereka mengenal inti dari nilai (rasa mandar) itu sendiri yang merupakan puncak yang terkandung dalam tallu ponna atongangan (tiga dasar kebijakan) yaitu yang pertama, "Mesa Pongfnge Palllagal"(asepek ketuhanan). Kedua, "da'dua tassiara' "(aspek hukum dan demokrasi). Ketiga, "tallu tammalaesang "(Aspek ekonomi, keadilan dan persatuan -- Prof. Dr. Darmawan Mas'ud Rahman, M.Sc.

Ketiga prinsip pegangan tersebut dua diantaranya merupakan cerminan keterkaitan pancasila, bahwa pancasila yang mengenal demokrasi juga budaya yang mengenal istilah demokrasi, yang sejatinya sudah tertanam jauh ditanah Sulawesi Barat, pada masa itu hingga saat ini.

Aktualisasi Pancasila di Sulawesi Barat berjalan dengan baik dan sesuai dengan korisdornya. Intrik ataupun kondisi, riak sebagai bagian yang umum terjadi dalam dinamika kehidupan. Menjaga pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat diwujudkan dengan kesedeiaan untuk menerima perbedaan pendapat. Kesediaan bersatu dalam perbedaan asal usul dan perbedaan, menerima satu dengan yang lainnyta. Bhinneka tunggal ika yang berarti berbeda-beda tapi tetap satu itulah yang mengharuskan untuk menyatukan perbedaan yang ada.

Pengamalan nilai-nilai Pancasila merupakan hal-hal yang selalu dijumpai dalam kehidupan bermasyarakat di wilayah Sulawesi Barat. Kebudayaan asli Sulawesi Barat menjai bentuk sederhana dari nilai Pancasila yang sudah dilakukan sejak dulu. Menanamkan lagi tentang keberagaman budaya Mandar yang searah pada Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

Narasumber: Adi Arwan Alimin, S.Pd
Bersumber dari : Nusantara Research.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun