Chapter #4:
KETIKA MUSIBAH MENYAPA
Pak Zaky kaget, terlihat di depannya tergeletak orang dan sebuah sepeda motor yang terguling. Entah sudah berapa lama kecelakaan itu terjadi. Cepat dia pinggirkan sepeda onthel, bergegas menghampiri seseorang yang tertindih sepeda motor CBR terbaru itu. Beruntung dekat lokasi tersebut ada lampu penerangan rumah warga, meskipun hanya remang-remang. Dilihat jam tangan di lengan kiri menunjukkan pukul 9 malam. Hujan sudah tidak selebat pukul 8 tadi.
Sepeda motor besar yang menindih, memerlukan tenaga ekstra pak Zaky yang sudah berumur 50 tahun ini, Â untuk memberdirikannya. Napasnya tersengal-sengal setelah berhasil, layaknya pelari yang telah masuk garis finish. Dia meyakinkan sepeda motor telah berdiri sempurna, takutnya ambruk lagi.
Pak Zaky seperti dikejar waktu, harus cepat menolong korban, entah orang ini warga perumahan ini entah bukan, yang penting korban ditolong dulu. Apa dia parah? Masih bisa diselamatkan? Terlihat, lelaki yang tergeletak itu mulai bergerak, terbangun dari pingsannya. Rasa iba segera menyelimuti hati pak Zaky, diraihnya tangan korban. Dia bersyukur masih ada denyutnya, berarti masih hidup! Dan disapa  pria malang yang tergeletak di jalan ini, perlahan.
"Mas, bangun mas! Bisa dengar suara saya?" tanya pak Zaky menyelidiki dan meneliti wajah, badan dan kaki korban. Wajahnya tidak ada luka apapun, entah kalau  luka dalam. Badannya pun tampak tak ada luka. Terlihat tangan kanan ada luka sobek, darah masih keluar.
Celana jeans sebelah kanan terlihat gosong, oh...bukan celana, tetapi betisnya yang terluka menganga, sepertinya tadi tertindih dan betisnya tertempel sisi panas knalpot. Masyaallah, pasti sakit sekali, luka bakar yang lebar! Jantung pak Zaky ikut terasa berhenti berdetak, darah ke otaknya seperti terhenti, serasa akan pingsan melihat luka itu.
Tapi, dia lawan ketakutan itu demi bisa menolong korban. Masa mau menolong pingsan duluan? Nggak jadi menolong nantinya.
Mulai bergerak lelaki yang terbungkus mantel lengkap ini, pak Zaky membantu membuka helm yang telah pecah kacanya karena terantuk ke aspal. Beruntung kisanak, coba tidak memakai helm, pastinya lebih parah luka di kepalanya. Masker dan mantel juga pak Zaky bantu melepaskannya, kemudian dia memapah korban ke pinggir jalan.
Korban masih belum bisa bicara, hanya napas yang masih memburu, seperti menahan sakit yang sangat.