Mohon tunggu...
Yoyo Setiawan
Yoyo Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Melengkapi hidup dengan membaca dan menulis; membaca untuk menghayati betapa ruginya hidup tanpa ilmu, menulis untuk meninggalkan jejak bahwa kehidupan ini begitu berwarna.

Tenaga pendidik dunia difabel yang sunyi di pedalaman kabupaten Malang. Tempat bersahaja masih di tengah kemewahan wilayah lain. Tengok penulis kala sibuk dengan anak istimewa, selanjutnya kamu bisa menikmati pantai Ngliyep nan memesona! Temani penulis di IG: @yoyo_setiawan_79

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Rumini: Sederhana di Dunia, Mulia di Surga!

8 Desember 2021   09:48 Diperbarui: 8 Desember 2021   09:52 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Viral. Sumber ilustrasi: PIXABAY/ktphotography

Artikel Yoyo Goyol (@yoyo_setiawan_79)

Nama Rumini boleh jadi nama pasaran. Tapi Rumini dari lereng Semeru yang meninggal dalam kondisi memeluk ibunya, hanya satu. Kesederhanaan dan kemuliaan hatinya menggetarkan langit, harum namanya di bumi.

Dia sosok yang tidak pernah dikenal semasa hidupnya, bahkan untuk jadi orang terkenal pun, bisa jadi tak pernah terpikirkan. Namun karena keikhlasan yang tinggi untuk berbakti kepada ibu, masyaalloh,  Allah tampakkan dia, lebih terkenal melebihi selebriti.

Rumini, sosok mulia yang baru berusia 28 tahun ini, memberi banyak pelajaran hidup mulia. Bisa jadi, tujuan hidup dia sama sederhananya dengan nama yang disandang. Tapi tidak dengan baktinya kepada ibu. Sebuah teladan langka di zaman individualisme ini.

Sang ibu dalam usia 70 tahun, tentu akan sangat kerepotan untuk mengevakuasi dirinya disaat-saat genting seperti itu. Pun dibantu sang anak, Rumini. Keikhlasan ibu-anak ini lebih besar dari rasa takut. Hilang sudah rasa takut mati di hati mereka.

Kita bahkan yang setiap saat munajat kepada Sang Pemilik Surga, tak tahu entah bisa ikhlas seperti itu, entah tidak. Yang pasti, menata hati agar ikhlas seperti Rumini bukan barang mudah. Butuh berproses waktu bagi kita untuk meneladaninya. 

Mulianya hati perempuan dari desa Curah Kobokan, kecamatan Candipuro, Lumajang ini. Mungkin bagi sebagian besar kita, berbakti kepada orang tua biasanya menunggu kondisi mereka sudah lanjut usia. Atau kita bersedia merawatnya ketika kondisi ekonomi sudah mapan di rentang usia 40-50 tahun.

Namun, Rumini tidak seperti itu. Diusia saat masih muda, usia 28 tahun, saat ego sedang tinggi, usia dengan semangat hidup keduniaan tinggi, telah terpatri jiwa sosial tinggi.

Di balik kesusahan ada dua kemudahan, sudah menjadi firman Allah. Begitupun duka debu vulkanik Semeru ini. Ke depan, wilayah ini akan dikaruniai kesuburan yang membawa kemakmuran penduduk nya. Juga, bonus Allah untuk Rumini, namanya diabadikan dalam hati sanubari kita semua. Bahwa nun jauh di kaki bukit Semeru, ada tauladan baik seorang anak berbakti kepada ibunya. Bukti suci cinta ibu-anak yang melebihi nyawanya sendiri!

----------&&&-------

Pagak-Malang, 08-12-2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun