Mohon tunggu...
Yoyo Setiawan
Yoyo Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Melengkapi hidup dengan membaca dan menulis; membaca untuk menghayati betapa ruginya hidup tanpa ilmu, menulis untuk meninggalkan jejak bahwa kehidupan ini begitu berwarna.

Tenaga pendidik dunia difabel yang sunyi di pedalaman kabupaten Malang. Tempat bersahaja masih di tengah kemewahan wilayah lain. Tengok penulis kala sibuk dengan anak istimewa, selanjutnya kamu bisa menikmati pantai Ngliyep nan memesona! Temani penulis di IG: @yoyo_setiawan_79

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Berhati-hati Hadapi Musim Hujan"

28 November 2021   21:14 Diperbarui: 28 November 2021   21:16 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel Yoyo Goyol (@yoyo_setiawan_79)

Musim hujan sudah memberikan aba-aba lampu kuning dari awal bulan November dengan Banjir bandang Batu dan Malang. Entah akan ada apa lagi ke depan? Musim hujan masih panjang, kehidupan harus terus berjalan. Apa bekal kita menghadapi musim hujan?

Bagi saudaraku yang bekerja atau aktivitasnya di luar ruangan (outdoor), tentu harus beradaptasi dari kebiasaan musim kemarau ke musim hujan. 

Pastinya perlengkapan bagi pemotor ada tambahan mantel hujan. Atau bagi saudaraku yang meggunakan kendaraan roda empat, setidaknya sedia payung.

Terus dari segi kesehatan, kita semua pastinya merasakan badan lebih capek dari biasanya apabila pulang kerja berhujan-hujanan, walau badan sudah mengenakan mantel hujan.  

Yah, daya tahan tubuh kita perlu ditingkatkan saat musim hujan ini. Anggarkan khusus asupan tambahan yang berprotein dan vitamin C sebagai penambah imun tubuh. Atau praktisnya suplemen makanan berupa multivitamin.

Tak kalah penting, menjaga mood kita saat di perjalanan. Cuaca yang tidak bersahabat, kadang mendung sudah hitam --biasanya sebentar lagi turun hujan lebat-- kita terburu-buru dalam berkendaraan, eh ternyata tidak jadi hujan. Hati dongkol jadinya. Atau situasi langit cerah, tiba-tiba turun hujan, membuat kita kalap buru-buru menepikan kendaraan dan secepatnya memakai mantel hujan. Huh, pokoknya ribet, ini khusus suka-duka pemotor seperti saya!

Yang saya maksud mood tadi, suasana hati kita sebelum tiba di tempat kerja atau tiba di rumah. Bayangkan saja, gegara mendung dan tak jadi turun hujan, kita dongkol. Suasana hati ini berpengaruh di tempat kerja sampai delapan jam kemudian. Maka bijaklah menempatkan emosi dongkol kita.

Juga, suasana hati terburu-buru (contoh di atas, buru-buru memakai mantel) menghadapi hal tak terduga. Pengalaman penulis, yang sudah sering terjebak situasi seperti di atas, dibikin santai saja! Nikmati hujan, itu kan rezeki Allah. Tapi tetap kita antisipasi. Tadi antisipasi hati, terus lengkapi dengan antisipasi fisik; mantel hujan, payung atau alat pendukung lain yang berfungsi sama.

Selanjutnya, antisipasi bencana banjir. Semoga lingkungan kita terhindar dari bencana yang memilukan seperti Banjir Bandang Batu dan Malang, awal bulan ini. Walaupun tidak ada acara kerja bakti bersih-bersih lingkungan di sekitar rumah, setidaknya alokasikan waktu pribadi saat liburan dengan membersihkan saluran air di sekitar kita. Langkah bijak bukan untuk mendapat pujian tetangga, tapi demi kesehatan lingkungan.

masih berkaitan dengan bersih-bersih lingkungan, lengkapi juga sekitar rumah kita  dengan membuat sumur resapan. Dengan semakin sedikitnya lahan terbuka untuk resapan air, maka sangat rentan saat terjadi hujan besar. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun