Mohon tunggu...
Yoyo Setiawan
Yoyo Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Melengkapi hidup dengan membaca dan menulis; membaca untuk menghayati betapa ruginya hidup tanpa ilmu, menulis untuk meninggalkan jejak bahwa kehidupan ini begitu berwarna.

Tenaga pendidik dunia difabel yang sunyi di pedalaman kabupaten Malang. Tempat bersahaja masih di tengah kemewahan wilayah lain. Tengok penulis kala sibuk dengan anak istimewa, selanjutnya kamu bisa menikmati pantai Ngliyep nan memesona! Temani penulis di IG: @yoyo_setiawan_79

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbaik-baik dengan Tetangga

26 November 2021   19:37 Diperbarui: 26 November 2021   19:53 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

#Cerita kebaikan Yoyo Setiawan

Tetangga itu orang yang tinggal di sekitar rumah kita. Di samping kanan, kiri, depan dan belakang rumah. Berdasar keterangan Nabi SAW, tetangga itu orang yang rumahnya dekat kita berjarak 40 rumah.

Semua orang pastinya suka hidup bertangga apalagi kalau tetangganya baik hati. Lalu bagimana kalau kita mempunyai tetangga yang kurang baik? Masih mengambil rujukan Nabi SAW, kita dianjurkan tetap berbuat baik kepadanya walau ia bersifat tak terpuji.

Justru di situlah seninya hidup bertetangga. Kalau semua tetangga baik hati pasti semua akan baik-baik saja! Tapi realitas tidak demikian. Sudah menjadi hokum alam, di mana ada orang baik, di situ ada orang jahat.

Menghadapi sifat buruk tetangga, kita diharapkan tidak bersikap berlebihan. Berbaik sangka bisa sangat bijaksana dalam menghadapi masalah ini. Tidak ada ruginya, bahkan sangat dicontohkan agar hidup kita, hati kita lebih tenang, tentram dan ikhlas.

Contoh kecil yang bisa meluluhkan hati adalah berbagi hadiah, misalnya membagikan makanan kecil kepada anak tetangga.Walau dia berwatak buruk? Ya, di situlah pahala terbesar, kita tidak membalas keburukan dengan keburukan. Justru dengan berbuat baik kepadanya, Allah berikan jalan hidayah, dia berubah menjadi baik.

Tak kalah seru adalah urusan lisan. Hati-hati dengan lidah kita yang tak bertulang! Karena lentur jadi kadang ngomong ngelantur. Maka orang bijak itu berpikir sebelum berkata, hati-hati, takutnya apa yang keluar dari mulut menyinggung perasaan orang lain.

Dan, pada skala lebih besar, kita dianjurkan tolong-menolong dengan tetangga dalam hal kebaikan. Saat banyak makanan di rumah kita, bisa jadi ada tetangga yang sedang kelaparan. Alangkah baiknya berbagi dengannya. Saat kita libur di rumah, terlihat tetangga kerepotan suatu pekerjaan, dengan ringan tangan kita bantu semampunya, pastinya akan mempererat kerukunan.

Terlebih ada tetangga yang masih ada hubungan kekeluargaan. Sangat dianjurkan untuk kita jaga tali silaturahmi. Orang lain saja bisa kita anggap saudara sendiri karena kebaikannya, masa yang masih mempunyai hubungan keluarga malah dijauhi?

Semoga tulisan kecil ini bermanfaat!

-----&&&------

Pagak-Malang, 22-11-2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun