Mohon tunggu...
Yoyo Setiawan
Yoyo Setiawan Mohon Tunggu... Guru - Melengkapi hidup dengan membaca dan menulis; membaca untuk menghayati betapa ruginya hidup tanpa ilmu, menulis untuk meninggalkan jejak bahwa kehidupan ini begitu berwarna.

Tenaga pendidik dunia difabel yang sunyi di pedalaman kabupaten Malang. Tempat bersahaja masih di tengah kemewahan wilayah lain. Tengok penulis kala sibuk dengan anak istimewa, selanjutnya kamu bisa menikmati pantai Ngliyep nan memesona! Temani penulis di IG: @yoyo_setiawan_79

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

UMP 2022: Kau Tak seperti Dulu Lagi!

23 November 2021   21:26 Diperbarui: 23 November 2021   21:34 152
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Artikel Yoyo Setiawan

UMP 2022: Kau tak Seperti Dulu Lagi!

Mendengar kata UMP atau UMK jadi teringat saat saya ikut aktif memperjuangkan hal itu di tahun 2011. Tidak terasa ya, sudah 11 tahun lalu. Kini semua menjadi kenangan. Tapi teman almamater di perusahaan swasta sejenis masih terus melanjutkan perjuangan menuntut kesejahteraan kaum pekerja.

Kala kusimak banyak pemberitaan bahwa kenaikan UMP tahun 2022 minim sekali dibanding tahun sebelumnya, saya tertarik untuk meramaikan suasana walau hanya dengan persepsiku saja. Setidaknya agar teman-teman di garda depan serikat pekerja bisa bernapas santai sebentar! Mari diskusi sembari ngopi.

UMP menjadi acuan perusahaan buat memberikan kenaikan gaji pekerja di tahun berikutnya. Sayangnya, dan ini sudah kebiasaan, saat kenaikan gaji masih dua bulan lagi, harga bahan pokok sudah mencuri start naik terlebih dulu! Tuh kan, kerja keras teman-teman berorasi di jalanan atau di depan gedung dewan jadi sia-sia.

Saya tidak begitu merasakan efek negatipnya karena perusahaan memang sudah memberi gaji di atas UMP. Jadi mau naik berapa lagi, begitu pedoman orang manajemen perusahaan saat negosiasi gaji. Memang UMP itu acuan bagi perusahaan kecil disesuaikan dengan kemampuan keuangannya.

Tapi bagi perusahaan besar, UMP bukan faktor utama, karena secara finansial dia mampu, jadi hasil negosiasi antara pekerja dan pengusaha itulah patokannya. 

Unsur penentu lainnya pastilah harus pandai digali oleh pekerja, agar saat negosiasi dengan pengusaha memperoleh kepuasan. Win-win solution tentunya, kalau kedua pihak berlapang dada.

Tentunya kondisi ekonomi sekarang setelah dihantam badai pandemi, sangat berpengaruh bagi kesehatan keuangan perusahaan. Di sini, letak tantangan dan kebijaksanaan semua pihak dalam menyikapi. Sebab sikap egois akan memperburuk keadaan. Sudah berapa banyak korban teman yang di-PHK gegara ngotot meminta kenaikan gaji tinggi di saat perusahaan kembang-kempis.

Dengan kenaikan UMP yang minim untuk tahun 2022, kita bersabar dan berdoa, teman. Usaha telah membumi dan kini saat doa melangit. Mari bermunajat agar ekonomi Indonesia cepat sembuh dari sakitnya hantaman pandemi, agar UMP berikutnya naik tinggi!

----&&&-----

Pagak-Malang, 23-11-2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun