Mohon tunggu...
Mochammad Huda Mei Setio
Mochammad Huda Mei Setio Mohon Tunggu... -

Guru Teknik Kendaraan Ringan, Blogger : meisetio.com, Enterpreneur Young

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Studi Experimental Pembuatan Bioetanol Gel

4 Desember 2017   22:36 Diperbarui: 4 Desember 2017   22:50 1780
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar Bioetanol; Sumber : Dokumentasi

Membuat dengan Pengental Karbopol dan Optimasi Performance Bioetanol Gel Stove

Energi bahan bakar sangatlah mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini. Pertumbuhan penduduk yang sangat cepat menyebabkan permintaan akan energi semakin bertambah. Penggunaan energi sebagian besar pada sektor rumah tangga, sektor transportasi, dan juga sektor industri.

Kebutuhan energi primer dunia diperkirakan akan meningkat cukup tinggi seiring dengan pertumbuhan populasi dan perkembangan ekonomi dunia (World Energy Outlook,2013. IEA). Pada tahun 2011 kebutuhan energi fosil tercatat sebesar 10.668 juta TOE atau 82% dari total kebutuhan, dan meningkat menjadi sebesar 14.898 juta TOE pada tahun 2035 meskipun pangsanya turun menjadi sebesar 80%. Kebutuhan minyak global pada tahun 2011 diperkirakan sebesar 86.7 Mb/d dan meningkat menjadi 101.4 Mb/d pada tahun 2035.Sumber: Dewan Energi Nasional Republik Indonesia [1].

Minyak bumi adalah energi yang tidak dapat diperbarui, tetapi dalam kehidupan sehari- hari bahan bakar minyak masih menjadi pilihan utama sehingga akan mengakibatkan menipisnya cadangan minyak bumi. Jumlah cadangan minyak bumi semakin lama keberadannya akan terus berkurang. Pengurangan energi dapat dilakukan dengan cara melakukan usaha penghematan dan mencari sumber energi alternatif atau energi pengganti yang lain.

Indonesia memiliki keanekaragaman sumber daya alam yang tinggi yang dapat menghasilkan bioetanol dalam jumlah yang besar. Potensi bioetanol menurut Kementrian ESDM [2]  sumber yang berasal dari bahan bakar nabati yang berasal dari molases dan singkong dengan tingkat produksi hingga 15.5 juta ton atau setara dengan 17.8 juta SBM. Bioetanol merupakan bahan bakar alternatif yang sangat potensial karena sumbernya mudah untuk diperbarui. Pembuatan etanol di Indonesia semakin berkembang sehingga produksi etanol semakin meningkat. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006  menunjukkan besarnya ekspor bioetanol sebesar 25.590 ton. Berdasarkan data BPS tersebut menunjukkan bioetanol sangat cocok untuk dikembangkan lebih besar lagi.

Beberapa kendala yang harus dihadapi apabila kita akan menggunakan untuk kepentingan masyarakat dikarenakan bioetanol hanya diproduksi di daerah tertentu, tidak setiap daerah di Indonesia memproduksinya. Bioetanol cair pada dasarnya cukup beresiko apabila didistribusikan dalam drum, karena bioetanol yang berwujud cair lebih beresiko mudah tumpah dan juga mudah meledak karena sifat bioetanol cair yang volatil. Untuk membuat bioetanol aman digunakan untuk pemakaian dan pendistribusian maka bioetanol cair di rubah menjadi bioetanol gel. Untuk membuat bioetanol geldibutuhkan kalsium asetat, atau pengental lainnya seperti xanthan gum, karbopol EZ-3 polimer dan berbagai material turunan selulosa Tambunan, [].

Bioetanol gel memeliki beberapa kelebihan dibanding bahan bakar padat briket maupun parafin yaitu terbarukan, selama pembakaran tidak berasap, tidak menimbulkan jelaga. Bentuk dari bioetanol gel memudahkan dalam pengemasan dan juga pendistribusian. Menurut Lioyd and Visiage [3] bioetanol gel membantu mengatasi masalah sedikitnya energi sehingga kemudian bisa menjadi alternatif bahan bakar. Bioetanol bila ditinjau dari segi emisi polutan yang dihasilkan sangat rendah sehingga membantu mengatasi permasalahan pada saat kita akan menggunakan untuk memasak.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Mulyono [4]. "Pembuatan Etanol Gel Sebagai Bahan Bakar Padat Alternatif" menggunakan variasi etanol menunjukkan hasil konsentrasi etanol 70% lebih tinggi apabila dibandingkan dengan konsentrasi etanol 65% yaitu nilai kalor sebesar 82.105 kal/gr, lama nyala api selama 7.4 menit dengan etanol gel 5 gr.

Berdasarkan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan Lioyd andVissagie [3] "A Comparasion Of Gel Fuels With Alternative Cooking Fuels " menyimpulkan bahwa hasil pengujiannya time to boil pada suhu 100C pada waktu 10 menit, efisiensi thermal pembakaran 45.2- 61.3 %, low heating value adalah sebesar 16100 KJ/kg. Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa bila dibandingkan bahan bakar yang lainnya relatif tidak jauh berbeda, sehingga bioetanol gelcocok untuk digunakan bahan bakar.

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengambil penelitian mengenai "Study Experimental Pembuatan Bioetanol GelDengan Pengental karbopol dan Optimasi Performance Bioetanol Gel Stove"

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun