Mohon tunggu...
Yovy Hash
Yovy Hash Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis di Kumparan. Com/jambikita

Yang Patah Tumbuh yang Hilang Demokrasi

Selanjutnya

Tutup

Nature

Kebakaran Lahan, Siapa Bertanggung Jawab?

14 Oktober 2019   09:03 Diperbarui: 14 Oktober 2019   09:36 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebakaran hutan di mata sebagian perusahaan perkebunan menjadi hal yang mendapatkan perhatian khusus. Seperti yang dilakukan oleh PT Multi Kusuma Cemerlang (MKC) di Kutai Timur, Kalimantan Timur. 

Menurut Kepala Bidang Konservasi PT MKC, Rohimanfir pada Rabu, (2/10/2019) "PT MKC berkomitmen untuk menjaga kelestarian dan mencegah kerusakan ekosistem alam yang diakibatkan oleh pembakaran lahan hingga penebangan liar. Salah satu bentuk kongkrit pencegahan kebakaran hutan dan lahan ini di antaranya adalah disediakannya kendaraan dan alat pemadam kebakaran lengkap yang dimiliki oleh PT MKC."

Rohimanfir juga mengatakan bahwa tim pemadam kebakaran PT MKC Bersama masyarakat melakukan pemadaman intensif terhadap lahan yang terbakar di sekitar perusahaan yang disebabkan oleh pihak-pihak tidak bertanggungjawab. 

Pada 22 September lalu dikatakan bahwa mereka mengamankan satu orang pelaku pembakaran lahan berinisial D (35) yang diamankan ke Polsek Bengalon. Menurutnya pelaku sudah diangatkan beberapa kali sebelum akhirnya diamankan ke kantor polisi.

Kondisi sebagian besar lahan gambut Indonesia yang sudah tidak lagi prima seharusnya menjadi perhatian berbagai pihak mengingat potensi kebakaran lahan di Indonesia sangat rentan terjadi di musim kemarau. 

Perbaikan ekosistem hutan dan lingkungan harus terus dilakukan, bukan hanya mengeksploitasi potensi sumber daya alam yang kita miliki. 

Jangan sampai peristiwa karhutla terus menjadi tamu tahunan yang terus menghantui sebagian masyarakat Indonesia bahkan hingga ke negri jiran. Semoga penderitaan para korban asap kebakaran bisa menjadi pelajaran dan perbaikan bukan sekedar perang kepentingan para peraup keuntungan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun