Mohon tunggu...
Nina
Nina Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Satu Anak

Ibu satu anak yang senang berpetualang keliling kota dan menulis cerita di andrewandme.blogspot.com. Join our dates at IG @DateWithDudu / #DateWithDudu. Sherlockian. ELF. My heart draws a dream.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Teori Meneruskan Kebaikan

25 Juli 2016   18:21 Diperbarui: 25 Juli 2016   18:35 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mendapatkan tema meneruskan kebaikan atas nama seorang almarhum/almarhumah dari tantangan One Day One Post yang diselenggarakan oleh salah satu komunitas blogger yang yang ikuti merupakan tantangan tersendiri. Seharusnya tulisan ini simple. Diskusi saya dengan seorang teman membawa ide untuk menuliskan sesuatu yang saya dapatkan dari nenek moyang lalu saya teruskan ke generasi berikutnya. Tapi dua menit kemudian saya menyadari bahwa tidak ada warisan yang seperti itu, at least, tidak untuk penulisan yang harus selesai dalam kurun waktu 6 jam.

Konsep ini asing untuk saya, jadi saya harus ngomongin apa? Seperti biasa, kalau stuck saya suka bertanya ke mesin pencari. Dan sekali ini, si mesin kembali membawa satu nama: Ninomiya Sontoku adalah seorang ekonom Jepang tahun 1700 hingga 1800 yang mengajarkan konsep bunga pinjaman pada petani dan samurai di jamannya.

Menurutnya, keberhasilan seseorang pada tahun ini bergantung pada kerja kerasnya di tahun sebelumnya. Sama dengan kesuksesan anak juga terpengaruh dari apa yang dikerjakan orang tua dan nenek moyangnya. Apa yang kita terima adalah kebaikan yang diteruskan jadi kita juga harus meneruskan kebaikan demi kelangsungan hidup generasi selanjutnya.  Dari sini kemudian pengikutnya mendirikan perkumpulan yang berfokus kepada membantu yang kurang mampu  sebagai rasa terima kasih atas berkat yang diberikan. Sekarang, ajarannya tetap ada di masyarakat meskipun sang ekonom sendiri sudah  wafat di tahun 1856.

Teori ini sesuai dengan quote Henry Burton yang wara-wiri di mesin pencari saya saat browsing tadi. "Have you had a kindness shown? Pass it on; 'Twas not given for thee alone, Pass it on; Let it travel down the years, Let it wipe another's tears, 'Til in Heaven the deed appears - Pass it on."

Dari situ saya berkesimpulan kalau kita menerima kebaikan berarti kita wajib meneruskannya. Membalas budi baik tidak melulu harus kepada orang yang memberikan budi kepada kita. Bisa juga kepada orang lain yang membutuhkan.

Namun baru-baru ini saya merasa gagal meneruskan kebaikan, karena apa yang mungkin baik untuk saya belum tentu baik untuk penerimanya, apalagi kalau dibumbui masalah moneter. Personally, saya bukan orang yang mementingkan status sosial dan ekonomi teman saya. Teman ya teman. Tapi pada beberapa kasus, ternyata tidak semudah itu. Pernah malah saya membuat beberapa teman menjadi iri, bahkan tersinggung dan menjauh.  Ah ya sudahlah, yang penting niat saya kan baik. Mungkin mereka memang belum siap menerima kebaikan dan meneruskannya.

Scott Adams, pencipta kartun Dilbert kesukaan saya itu berpendapat bahwa tidak ada kebaikan yang terlalu kecil. Karena setiap aksi yang kita lakukan akan menciptakan efek seperti ombak tanpa adanya akhir yang logis. Jadi, tetaplah berbuat kebaikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun