Mohon tunggu...
Zefan Golo
Zefan Golo Mohon Tunggu... Lecturer Public Health & Hospital Management -

With heart to God n hand to man

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Pentingnya Mengembangkan "Smart Hospital" di Indonesia

19 Oktober 2018   15:36 Diperbarui: 19 Oktober 2018   15:44 2196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam pembukaan kongres Perhimpunan Rumah Sakit seluruh Indonesia (PERSI) ke XIV di Jakarta, pada Rabu 17/10/18, presiden Joko Widodo mendorong setiap rumah sakit di Indonesia untuk dapat membangun sistem terintegrasi menjadi "Smart Hospital".

Menurut Jokowi, saat ini dunia tengah memasuki revolusi industri 4.0 yang membawa perubahan begitu cepat, sehingga rumah sakit perlu menyesuaikan keadaan dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Apa yang dikatakan oleh Jokowi dalam pembukaan kongres PERSI tersebut, bagi saya memang sudah menjadi sebuah keharusan yang perlu dilakukan saat ini oleh semua rumah sakit (pemerintah/swasta) di Indonesia saat ini. Kenapa Smart Hospital perlu diterapkan dan dikembangkan oleh setiap rumah sakit di Indonesia ?

Optimalisasi Pelayanan

Smart Hospital adalah sebuah konsep rumah sakit cerdas yang berfokus pada optimalisasi pelayanan pasien di rumah sakit dengan menggunakan sistem teknologi informasi yang berbasis internet dan mendukung konektivitas peralatan medis maupun non medis, sehingga dapat memberikan pelayanan yang berkualitas dan dapat memuaskan bagi pasien.

Penggunaan teknologi informasi di industri pelayanan kesehatan khususnya di rumah sakit bukan lagi hanya menjadi kebutuhan sekunder, melainkan sudah menjadi suatu kebutuhan pokok. Sejak berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional (JKN), terjadi peningkatan jumlah kunjungan pasien yang tinggi (membludak) baik di rumah sakit milik pemerintah maupun rumah sakit swasta. Hal ini menyebabkan rumah sakit harus mengelola data pasien dalam jumlah yang besar, sehingga rumah sakit mengalami kesulitan apabila pengelolaan data pasien masih dilakukan dengan cara lama (manual). Penggunaan teknologi informasi merupakan langkah yang tepat untuk memudahkan rumah sakit dalam mengelola data pasien.

Teknologi informasi tidak lagi hanya menjadi pendukung pelayanan di rumah sakit, melainkan teknologi informasi sangat berperan penting dalam proses pelayanan kepada pasien ataupun keluarga pasien. Apalagi dengan berubahnya paradigma pelayanan di rumah sakit dari physician centred care menjadi patient centred care membuat teknologi informasi sangat membantu dalam mewujudkan pelayanan yang berfokus pada pasien.

Selain untuk optimalisasi pelayanan kesehatan di rumah sakit, konsep smart hospital juga membantu setiap pasien mempunyai data kesehatan sendiri yang mudah untuk dimonitor dan dapat digunakan kapan saja dan di mana saja pasien tersebut berada. Kondisi yang ada selama ini seringkali membuat pasien kesulitan untuk mengetahui data kesehatannya (rekam medik) karena bentuk data yang tersedia umumnya masih dalam bentuk paper based.

Sistem Pelayanan Menjadi Terintegrasi

Salah satu tujuan utama penerapan konsep smart hospital adalah terciptanya sistem yang terintegrasi. Integrasi yang dimaksudkan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit meliputi, integrasi  pelayanan pasien (pelayanan rujukan antar fasilitas kesehatan yang berbeda), integrasi stakeholder ( rumah sakit sebagai bagian dari entitas pelayanan kesehatan perlu didukung oleh stakeholder yang lain seperti kementerian kesehatan, dinas kesehatan, BPJS kesehatan dan lembaga-lembaga lainnya) dan integrasi teknologi (menggunakan teknologi dalam mengintegrasikan sistem informasi manajemen rumah sakit, sistem rujukan terpadu, telemedicine, dsb.).

Dalam mencapai sistem yang terintegrasi tersebut, dibutuhkan peran dari berbagai pihak. Sebagai contoh, saat ini dibutuhkan peran kementerian kesehatan dalam hal membuat regulasi / kebijakan yang mengatur penggunaan rekam medis elektronik. Meskipun sudah ada PP No. 46 tahun 2014 yang menyatakan bahwa rekam medis boleh berbentuk elektronik, namun selama ini masih diragukan penggunaan rekam medis elektronik, karena menyangkut kerahasiaan data (keamanan) dan penggunaan serta sharing data medis medis pasien antar fasilitas kesehatan. Dukungan BPJS Kesehatan juga dibutuhkan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektivitas pelayanan rujukan pasien.

Selain keterlibatan dari lembaga di luar rumah sakit, membangun konsep smart hospital sangat tergantung pula pada peran pemimpin/direktur rumah sakit yang memiliki kepemimpinan dan kemampuan manajerial yang baik agar mampu mengidentifikasi masalah dan kebutuhan yang sesuai dengan kondisi rumah sakit, serta dapat menyusun prioritas sesuai dengan kemampuan anggaran rumah sakit. Khusus bagi rumah sakit daerah milik pemerintah (RSUD)  dibutuhkan pula komitmen dan peran aktif dsri pemimpin daerah (gubernur,bupati/walikota) dalam mewujudkan smart hospital di daerahnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun