Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Perang Strategi Paslon 01 dan Paslon 02

16 April 2019   00:28 Diperbarui: 16 April 2019   11:08 587
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Captured from twitter @mardanialisera

Menarik sekali mengamati adu strategi antara dua paslon dalam pilpres ini. Politik adalah perang opini. Bukan cuma adu program. Perang ini juga diselingi dengan hoax dan fitnah. Siapa yang melakukan hoax? Tentu saja dua-duanya.

Tapi hoax dari paslon 02 sayangnya lebih sinetron dan tidak berkelas. Misalnya kasus penganiayaan Ratna Sarumpaet dan kertas suara yang dihembuskan oleh Andi Arief, rasanya kurang strategis dan tidak intelektual. Anyway, that's politic.

Strategi pemakaian issue pribumi dan agama yang dilakukan oleh paslon 02 buat saya tidak ampuh lagi. Strategi ini hanya cocok ditujukan untuk Ahok yang beretnis chinese dan non muslim.

Masalahnya Jokowi juga muslim. Bahkan lebih islam daripada Prabowo. Jadi ketika kubu paslon 01 membalas serangan dengan mempertanyakan keislaman Prabowo, kubu paslon 02 mati kutu. ditambah dengan cawapres Ma'ruf Amin yang ulama NU, membuat kubu Prabowo semakin mandul.

Ijtima ulama yang mengharuskan Prabowo untuk memilih kaum ulama sebagai wakilnya sebetulnya adalah strategi brilyan. Tapi kubu 02 ini memang terkotak-kotak dan banyak kepentingan. Keputusan memilih Sandi membuat kubu Prabowo tidak terlihat kompak. Akibatnya ijtima ulama yang kedua rasanya terlalu dipaksakan.

Pertarungan berlanjut dengan adu kharisma ulama. Kubu paslon 01 yang capek diserang sebagai anti islam mulai mendekatkan diri dengan, antara lain, Habib Luthfi, Mbah Moen, Yusuf Mansyur dan TGB. Mereka berusaha mementahkan anggapan tersebut.

Prabowo-Sandi tidak mau kalah. Mereka menemui tiga ustad sekaligus yaitu Ustad Abdul Somad, Ustad Adi Hidayat, dan Aa Gym. Ketiga ustad ini sangat kondang dan kharismatik sehingga kubu 02 merasa telah memenangkan hati umat Islam. Masyarakat kembali kebingungan. Sebetulnya siapa sih yang mendapat restu dari ulama? begitu pikir mereka.

Sekarang kita amati kampanye masing-masing paslon di GBK. Karena tidak punya senjata lain, penggunaan sentimen agama tetap dilanjutkan oleh kubu 02. Dimulai dengan acara sholat subuh dilanjutkan dengan pameran massa yang luar biasa besarnya. Kubu Prabowo mengklaim ada lebih dari satu juta orang yang hadir which is impossible. Saya perkirakan jumlahnya mungkin mencapai 200 ribu orang karena peserta membludak sampai keluar-luar.

Sialnya kampanye paslon 01 mampu melampaui kehebohan tersebut. Acara paslon 01 lebih terkonsep dengan panggung red carpet yang membentuk angka satu raksasa. Semua terlihat sangat well prepared, baik dari jumlah partisipan maupun dari segi hiburan. Saya memperkirakan massa yang hadir mencapai 300 ribu orang. Kharisma Jokowi adalah magnet yang sangat kuat. Semua orang berbondong-bondong hadir untuk mengelu-elukannya.

Masa kampanye berakhir. Kubu 02 sepertinya hendak memanfaatkan masa tenang dengan acara-acara internal. Nah, di sinilah kepiawaian seorang Jokowi. Sehabis acara debat, dia langsung pergi ke tanah suci untuk melakukan ibadah umrah. Di sana dia dijamu makan oleh Raja Salman dan diundang untuk masuk ke dalam Ka'bah. Sebagai petahana, tentu saja dia mendapat liputan yang luar biasa. Belum lagi relawan-relawan yang terus memviralkan beritanya.

Kubu paslon 02 langsung kebakaran jenggot. Mereka tidak menyangka Jokowi akan melakukan move ini. Bahkan seorang Mardani Ali Sera tanpa sungkan membully Sang Presiden dengan mengatakan, "Maksa2 minta ke raja untuk bisa masuk Ka'bah, membawa full team media bersiap publikasi. Hanya satu alasan utamanya elektabilitas. Ada seperti ini? Ada."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun