Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Bisa Kalah di Pilpres Nanti

4 Desember 2018   01:41 Diperbarui: 5 Desember 2018   01:44 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Ada sebuah kepercayaan bahwa setiap hari manusia selalu diikuti oleh setan dan malaikat. Setan membisiki supaya kita melakukan hal yang buruk. Sementara malaikat merayu kita untuk senantiasa berbuat kebaikan. Dalam kasus ini, statusnya jelas, siapa yang setan dan siapa yang malaikat. Kalau kita akhirnya melakukan hal yang buruk berarti kemampuan setan untuk merayu kita sudah termasuk kategori pakar sekali,

Di musim pilpres sekarang ini, kita mengalami situasi yang kurang lebih sama. Ketika membuka social media, kita juga menemukan dua macam rayuan seperti di atas. Intinya adalah supaya kita memilih salah satu calon presiden sesuai dengan keinginan mereka. Bujukan dilakukan oleh relawan Prabowo dan relawan Jokowi. 

Yang membedakannya cuma satu, kita sulit sekali menentukan mana yang setan dan mana yang malaikat. Kenapa? Karena yang satu menggunakan dasar nasionalis dan yang lainnya memilih basis agamis. Kedua landasan ini sama-sama baik. Tidak ada yang salah pada keduanya.

Tapi mengingat negeri kita didominasi oleh orang yang beragama islam, rasanya strategi berbasis agama adalah pilihan yang jitu untuk menghadapi petahana. Apalagi, secara umum penduduk Indonesia cukup agamis. 

Para politisi ini dengan cerdik menyelubungi diri dengan label arab dan atribut agama. Mereka seakan mengklaim diri sendiri sebagai pemilik agama bahkan mereka berani menyebut lawannya munafik, kafir dan menentukan surga dan neraka. Dan ini terlihat dari apa yang kita baca di social media/.

Pendekatan agama saya rasa memang strategi yang paling ampuh digunakan untuk menghadapi petahana. Di negeri ini banyak sekali orang yang pengetahuan agamanya sangat minim tapi tetap menganggap agama adalah sesuatu yang sangat sakral sehingga mereka tunduk dan sangat patuh pada tokoh-tokoh agama terkenal. 

Orang-orang lurus, polos, fanatik seperti itu tentunya yang paling mudah terperdaya. Semua hal yang dibungkus dengan agama mereka telan mentah-mentah. Dengan lugu mereka langsung memutuskan bahwa yang menggunakan agama pastilah yang paling benar.

Dan itu terbukti saat reuni PA 212 kemarin. Acara reuni itu jelas-jelas adalah peristiwa politik. Hanya orang yang memakai kacamata kuda yang meyakini bahwa itu adalah murni acara agama. Hal ini sangat mudah dibuktikan jika kita membaca pernyataan Fadli Zon yang mengatakan "Reuni 212 meningkatkan rasa optimisme pada kemenangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Kami yakin reuni 212 mampu mendongkrak elektabilitas pasangan nomor urut 02 itu di Pilpres 2019." news.detik.com

Ucapan Fadli Zon ini jangan dianggap enteng! Saat ini elektabilitas Jokowi memang lebih unggul. Keunggulan yang cukup jauh tersebut sepertinya membuat kubu petahana terlena. Mereka merasa sudah merasa aman bahwa Jokowi akan terpilih untuk kedua kalinya. 

Pendukung petahana cuma mencibir dan sangat meyakini bahwa reuni PA 212 ini tidak akan berjalan dengan baik seperti yang mereka lakukan pada Ahok. Jokowi kan bukan cina, bicaranya santun apalagi cawapresnya adalah seorang tokoh ulama dari NU. Bukannya menganalisa apa yang akan terjadi, mereka malahan sibuk meragukan berapa jumlah peserta reuni 212 yang hadir. Bahkan mereka sibuk sampai membandingkan luasnya padang Arafah dengan luas bundaran Monas. Pointnya bukan itu. Pointnya adalah klaim tersebut dipercaya oleh swing voters yang jumlahnya mendekati 40%. Dan hal itu tidak bisa dianggap enteng karena sebagian di antaranya adalah peserta reuni 212 kemarin. 

Saya tadinya juga berpendapat sama. Tapi begitu saya melihat begitu besar animo masyarakat yang berkumpul di Monas, saya perlu mengatakan bahwa kubu Jokowi harus waspada. Reuni PA 212 ini ternyata jauh lebih sukses daripada yang saya perkirakan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun