Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paris, Kota Cinta atau Kota Copet?

22 November 2017   02:28 Diperbarui: 22 November 2017   11:40 2267
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
La tour Eiffel. Personal photo

Setelah menyelesaikan tour di Belanda, saya memimpin turis Indonesia rombongan saya ke Paris. Tujuan pertama adalah Menara Eiffel. Dan seperti turis-turis Indonesia sebelumnya, tidak ada satu pun yang mau mendengar sejarah Eiffel. Mereka merasa cukup kalau sudah berfoto dengan Menara Eiffel sebagai  latar belakangnya. Akhirnya saya lepas mereka semua dengan peringatan: Hati-hati pada copet. Sudah banyak orang yang menjadi korbannya.

Belakangan ini populasi copet di seputar alun-alun Menara Eiffel betul-betul membengkak. Saya sendiri sudah dua kali kehilangan dompet di sini. Teman-teman sesama tour leader sering bercanda dengan mengatakan, 'Dulu Paris adalah Kota Cinta. Sekarang Paris adalah Kota Copet.' 

Puas berjalan-jalan di Menara Eiffel, saya mengantar semua tamu menuju Dermaga Bateaux-mouches, sebuah operator kapal pesiar dan perahu tour paling terkenal di Paris. Dari dermaga ini kita bisa berwisata air menyusuri Sungai Seine sambil menikmati keindahan Kota Paris. 

Gertrude Stein, seorang penulis Amerika yang mempelopori perkembangan seni modern dan sastra modernis sangat mengagumi kota Paris sampai-sampai dia rela menghabiskan sebagian besar hidupnya di kota cinta ini. Gertrude bahkan pernah mengucapkan sebuah kalimat yang menjadi legenda dan dikenal banyak orang, 'America is my country but Paris is my hometown.'

"Bonjour, Yoyo. Comment va tu?" teriak seorang sekuriti dermaga menyapa saya. Namanya Djamal seorang imigran dari Maroko. Orangnya berkulit hitam manis dan selalu ramah pada semua orang.

"Trs bien, merci. Et toi?"

"Moi aussi. Tu es belle aujourd'hui, Yoyo," kata Djamal lagi mulai menggombal.

"C'est gentil. Tu es beau aussi. Au revoir, Djamal." kata saya langsung menuju tempat penjualan tiket.

"Au revoir, Yoyo. Au revoir, Torro," kata Djamal.

"Hey Djamal! Stay away from her. She's mine!" kata Torro becanda pada sekuriti itu sambil merangkul pundak saya lalu berjalan bersama ke arah loket. 

City Tour melali sungai Seine menumpang Bateaux-mouches. Personal Photo
City Tour melali sungai Seine menumpang Bateaux-mouches. Personal Photo
Di tepi Sungai Seine dekat dengan Menara Eiffel,  banyak kapal-kapal pesiar dengan atap terbuka yang biasa disebut dengan Bateaux mouches. Kapal ini sengaja didesain tanpa atap agar kita bisa melihat pemandangan sambil menikmati hangatnya sinar mentari musim panas. Dan hebatnya, ketika hujan tiba-tiba turun, sebuah alat berbentuk roda akan berputar secara otomatis, dan voil!  Kapal menjelma menjadi beratap untuk melindungi wisatawan dari basahnya hujan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun