Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

"Me Time" di Fontana de Trevi

10 November 2017   01:03 Diperbarui: 11 November 2017   03:08 2658
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fontana de Trevi. Koleksi pribadi.

"Well, I've made a mistake to you. So, you may say that i want to redeem my mistake..."

"And you you hope I will use your taxi service again from here, right?"

"That too!" kata Umberto dengan jujur sehingga kami berdua terbahak-bahak.

Dari Trevi Fountain saya minta diantar Umberto mencari hotel untuk backpackers yang bersih dan nyaman. Umberto langsung menyanggupi sambil berceloteh dan mencoba meyakinkan saya bahwa dia tau banyak hotel-hotel buat para backpackers di sekitar Roma. Hampir di semua kota terdapat hotel-hotel kecil untuk para backpackers. Bahkan banyak pula, misalnya di Paris, yang menamakan hotelnya dengan Backpackers Hotel. Di Jakarta, hotel untuk para backpackers adalah hotel-hotel yang terdapat di Jalan Jaksa, Kebon Sirih.

Di sepanjang jalan, Umberto menceritakan joke-joke Italia yang dia tau. Secara alamiah, hubungan kami berdua semakin lepas. Tanpa terasa kami saling bercerita pengalaman pribadi satu sama lain. Saking asyiknya mengobrol, saya curhat padanya dan menceritakan pengalaman saya yang tidak menyenangkan selama menjadi tour leader. Saya ceritakan bagaimana tamu-tamu saya sangat demanding dan semua masalah berat yang saya hadapi. Pokoknya saya umbar semua kegalauan saya pada supir taxi ini. Umberto mendengarkan dengan takzim. Untuk orang yang secerewet dia, saya cukup kagum atas kemampuannya mendengarkan.

Setelah saya selesai bercerita, Sang Supir Taxi memberi nasihat panjang lebar. Saya sangat terpesona dengan kebijaksanaan orang ini. Cukup sulit untuk menerjemahkan semua perkataannya. Tapi intinya Umberto ingin mengatakan sebagai berikut:

"Setiap kali lagi jalan-jalan, pasti ada saja peristiwa yang mengesalkan. Entah itu ribut dengan airlinenya, ribut dengan imigrasi, ribut dengan orang hotel...pokoknya ada saja. Tapi karena kita bertujuan untuk bersenang-senang, kita harus pintar menggunakan mesin editing di otak kita. Peristiwa yang manis. simpanlah di dalam hati. Peristiwa yang mengesalkan, buanglah ke tong sampah. Ingat! Jangan menyimpan peristiwa yang mengesalkan di dalam hati. Pikiran dan hati kita bukan tong sampah."

Sampai di tempat tujuan, saya turun dari taxi. Umberto juga turun untuk membantu menurunkan barang-barang saya. Setelah menerima ongkos taxi, Umberto menjulurkan tangan mengajak salaman tapi saya yang sudah terharu pada kebaikannya langsung memeluk supir taxi ini.

"Thanks, Umberto." kata saya.

"You're welcome, Yoyo," sahut Umberto sambil mencium pipi saya, "Enjoy your stay in Italie. And whenever you need me, just give me a call." katanya seraya menyelipkan kartu nama ke tangan saya.

Setelah melakukan perjalanan bersama Umberto, saya mendapati ternyata supir taxi ini adalah teman perjalanan yang sangat menyenangkan. Ah lagi-lagi omongan Papa teruji kebenarannya. Papa sering berkata, 'In life, it's not where you go but who you travel with'. 

Thanks Papa. I love you.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun