Mohon tunggu...
Yoyo
Yoyo Mohon Tunggu... Buruh - Lorem ipsum dan lain-lain seperti seharusnya

Tour leader. Pengamat buku, kutu buku, penggila buku dan segala hal yang berbau buku.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Analisis Kata 'Pribumi' yang Dilontarkan Anies

18 Oktober 2017   21:07 Diperbarui: 18 Oktober 2017   21:35 2071
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Jabatan gubernur DKI yang sekarang disandang oleh Anies Baswedan sebetulnya bukanlah tujuan akhir dari mantan rektor Paramadhina ini. Anies Baswedan sudah lama mengidam-idamkan kursi kepresidenan. Apa yang terjadi pada Jokowi yang berawal dari gubernur DKI lalu menjadi presiden rupanya telah membulatkan tekad orang ini untuk mengikuti jejaknya. Artinya jabatan gubernur yang sudah di tangan hanya akan dipakai sebagai batu loncatan untuk menuju pucuk pimpinan negeri ini.

Sejak dulu dia memang bernapsu untuk mengejar jabatan tersebut, tentu kita masih ingat ketika Partai Demokrat membuka lowongan calon presiden, Anies tanpa sungkan turut melamar. Sayangnya nasib belum berpihak padanya. Siatuasi politik yang terlalu cepat berubah membuat sebuah partai tidak mudah memberikan kesempatan  pada individu non-partai. Setelah jabatan presiden diduduki oleh Jokowi, anies pun harus mengubur dalam-dalam cita-citanya itu.

Setelah dirangkul oleh Prabowo, sekonyong-konyong harapan untuk menjadi presiden kembali membara. Dia seakan lupa dulu telah menempatkan posisinya sebagai lawan Prabowo. Tapi begitulah politik; tak ada teman atau musuh yang abadi. Yang ada adalah kepentingan abadi. Namun Anies tentunya harus sabar karena Prabowo juga sangat ingin menjadi orang nomor 1 di negeri ini. Jadi dibuatlah skenario seperti berikut.

Anies harus menjadi gubernur DKI dulu. Jokowi sudah membuktikan bahwa menjadi gubernur ibukota adalah batu loncatan yang paling strategis. Tapi bagaimana caranya? Ahok saat itu kedudukannya terlalu kuat. Oleh karena itu, Anies dan tim suksesnya menyiapkan segala cara untuk menjatuhkan Ahok. Dimotori oleh Eep saefulloh, strategi menjual agama, issue rasis, merangkul FPI yang dulu dia kritik habis-habisan, semua dilakukan. Dan rencana itu berhasil dengan bonus Ahok masuk penjara selama 2 tahun.

Prediksi saya, saat pilpres di tahun 2019 nanti, Prabowo akan maju sebagai capres dengan Anies sebagai cawapres. Hal ini didukung oleh pernyataan Prabowo saat Anies dan Sandi yang mengatakan, "Kalau ingin saya jadi presiden, pilih Anies/Sandi."

Untuk itulah selama menjabat sebagai gubernur, Anies mempunyai agenda, pertama dia harus mengharumkan namanya supaya elektabilitasnya melesat jauh. Itu sebabnya dia selalu mengatakan bahwa semua janjinya akan dipenuhi walaupun itu sangat mustahil. Terutama di bagian perumahan dengan DP 0% dan penghentian reklamasi yang sudah ada campur tangan dari pusat. Tapi Anies tidak peduli karena dia tau bahwa dia bisa buying time dan akhirnya janjinya gugur ketika dia mendampingi Prabowo sebagai cawapres di tahun 2019. Alhasil, janji-janji mission impossible itu akan jatuh ke pundak Sandiaga Uno.

Di titik ini, kita perlu menyinggung Sandiaga Uno sedikit. Sandi ini sebetulnya sudah cukup gerah berpasangan dengan Anies. Dia adalah penyandang dana terbesar dalam kampanye tapi porsinya sangat sedikit dibandingkan dengan kewenangan Anies. Mau berbuat ini tidak boleh, mau berbuat itu dilarang. Dan banyak kegiatan-kegiatan berjalan di luar sepengetahuan dirinya. Namun kegalauan Sandi ini dapat dinormalisir dengan iming-iming bahwa Sandi otomatis akan menjadi gubernur ketika Anies mencalonkan diri sebagai wapres bersanding dengan Prabowo.

Agenda kedua: Anies harus menciptakan suasana non-kondusif agar elektabilitas Jokowi yang sudah semakin membubung bisa diturunkan serendah-rendahnya. Caranya bagaimana? Ada beberapa cara, antara lain melanjutkan issue bahwa Jokowi adalah keturunan PKI. Walaupun issue PKI sudah terlalu usang tapi seperti orang bilang, kebohongan jikalau dilakukan terus menerus, lama-kelamaan akan menjelma menjadi sebuah kebenaran.

Ketiga, memperbesar issue bahwa Jokowi antek Cina karena dalam mengembangkan infrastruktur di dalam negeri, Jokowi cukup banyak menggandeng Cina sebagai partner. Agar sentimen anti cina semakin heboh maka perlu ditiupkan lagi issu bahwa  Indonesia sudah diserbu oleh jutaan pekerja illegal dari daratan Cina.

Keempat dan ini yang paling baru adalah membenturkan islam dengan cina non-muslim. Issue sara telah terbukti ampuh menjatuhkan Ahok. Itu sebabnya dalam pidato pelantikannya Anies menyinggung soal pribumi. Kata 'Pribumi' itu menjadi judul di beberapa media online dan memancing reaksi keras netizen. Sayangnya di social media, perdebatan hanya difokuskan pada penggunaan kata 'Pribumi'. Padahal bukan pemakaian kata 'pribumi' yang perlu dipermasalahkan. Pointnya bukan itu! Dalam pidatonya Anies sedang mengirim pesan yang sangat jelas. Kata 'pribumi' dia maknai secara general yaitu penduduk Indonesia yang beragama islam termasuk dirinya, walaupun dia keturunan Arab. Jadi yang non-pribumi siapa?

Detikcom memberi judul beritanya Anies: Kini Saatnya Pribumi Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri. CNN Indonesia, memasang judul yang mirip, Anies: Dulu Pribumi Ditindas dan Dikalahkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun