Mohon tunggu...
Yosua Panjaitan
Yosua Panjaitan Mohon Tunggu... Tentara - Mahasiswa Magister Fakultas Strategi Pertahanan Program Studi Strategi Pertahanan Laut

Seorang militer aktif dengan multi talent dalam bidang seni dan akademisi yang tertarik dalam ketahanan energi dalam mendukung pertahanan negara serta praktisi yang optimis Poros Maritim Dunia akan terwujud dengan pemberdayaan Komcad matra laut melalui pelibatan stakeholder maritim dan kolaboratif pemerintah dalam membangun industri pangan maritim khususnya ikan.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Siapkah Indonesia Menghadapi Ancaman Senjata Nuklir untuk Pertahanan Negara?

5 Mei 2023   22:03 Diperbarui: 5 Mei 2023   22:10 296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Inovasi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Jcomp

Berdasarkan Perpres Nomor 8 Tahun 2021 dijelaskan bahwa aspek perkembangan lingkungan strategis dijelaskan mulai dari perkembangan lingkungan global, regional, dan nasional. Analisis terhadap perkembangan lingkungan strategis memunculkan tantangan prediksi ancaman yang terbagi menjadi dua bentuk ancaman, yakni ancaman aktual dan potensial. Adapun ancaman yang dinilai potensial berupa perang konvensional atau konflik terbuka (invasi asing), ancaman senjata nuklir, krisis ekonomi, ancaman pandemi, dan imigran asing.

Menurut lulusan Akademi Angkatan Laut tahun 2008 yang mengeyam pendidikan Magister di Universitas Pertahanan RI dan mengambil Mata Kuliah Pilihan Ketahanan Energi bahwa saat ini Indonesia belum siap menghadapi ancaman nuklir baik dalam hal SDM, regulasi maupun infrastrukturnya. Bersumber dari Prof. Dr. Anhariza dalam paparan pada seminar web yang diikuti kurang lebih 300 orang yang didominasi mahasiswa pada Sabtu, 25 April 2020 Pro-kontra dan sceptisme masyarakat menjadi tantangan yang besar untuk mengimplementasikan energi nuklir di Indonesia. Menurut  Djarot Sulistio Wisnubroto, Kepala Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) tahun 2016 bahwa akan dibangun Reaktor Daya Eksperimental (RDE) yang diujicobakan menggunakan bahan bakar thorium. Masyarakat kemudian mewacanakan mengapa pembangkit listrik tenaga nuklir (PLTN) yang akan dibangun di Provinsi Bangka Belitung tidak dipilih jenis teknologi yang menggunakan bahan bakar thorium. Alasan tersebut tepat mengingat di Pulau Bangka ada potensi cadangan thorium kurang lebih 121.500 ton.

Dalam menghadapi menipisnya ketersediaan sumber daya fosil, penulis berpendapat perlu mencari sumber energi baru sebagai energi pengganti/alternatif. Energi thorium merupakan sumber energi yang paling tepat dikembangkan mengingat bahan baku tersebut banyak tersedia di indonesia. Energi thorium dapat menjamin ketersediaan kebutuhan listrik nasional dan pertahanan negara. 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun