Mohon tunggu...
Yosi Wulandari
Yosi Wulandari Mohon Tunggu... Dosen - Pengajar, penulis, peneliti, pengabdi, dan pembelajar

Yosi Wulandari memiliki motto "Aku adalah Batas Impianku". Merupakan dosen di Universitas Ahmad Dahlan sejak tahun 2014, mengajar pada program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Saat ini sedang menempuh pendidikan S-3 di Universitas Gadjah Mada. Penulis aktif menulis kolom opini, cerpen, puisi, cerita sejarah, di beberapa media.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ceritaku yang Tak Hanya Jatuh Cinta pada Buku

17 Mei 2021   15:20 Diperbarui: 17 Mei 2021   15:24 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Lahir dari keluarga yang sederhana dan masa kecil di rantau banyak mengajarkanku tentang menata rindu, termasuk tentang buku. pengalaman pertama membacaku adalah membaca surat kabar. Karena setiap hari Papaku selalu membawa koran selepas "narik". 

Papaku meski seorang supir mikrolet di Jakarta dulu selalu membaca koran untuk mendapatkan informasi katanya. Bagian yang paling aku senang adalah jika akhir pekan. Aku selalu mencari cerita anak-anak ataupun puisi anak yang diterbitkan. 

Setelah mulai bersekolah, di Tk Aku baru mengenal berbagai jenis buku lainnya. Bak anak yang jarang menemui buku bagus, aku selalu antusias jika melihat buku-buku dongeng ataupun cerita para nabi yang ada di sekolah.

Karena ingin sekali memiliki buku bacaan, sesekali aku sempat meminta buku dongeng atau cerita para nabi kepada Papaku. Dan suatu waktu betapa bahagianya aku diajak ke toko buku bekas di salah satu Pasar di Jakarta. Meski bukunya tak sebagus yang dimiliki teman, aku begitu bahagia punya beberapa buku saat itu. 

Melihat kesenanganku membaca, tiap minggu papa pun mulai sering membelikan buku cerita para nabi yang dulu itu cukup tipis. Dan dengan senang hati aku menerimanya. 

Masih mengingat tentang buku, aku sulit mengingat apa buku kesayanganku. Yang aku ingat sejak aku mulai bsa mentisihkan uang saku aku selalu berusaha membeli majalah Bobo. 

Bagiku majalah Bobo salah satu bacaan yang selalu membekas diingatanku. Bahkan, dengan banyak membaca di majalah Bobo dan bacaan lainnya aku termasuk anak yang sering mendongeng atau bercerita kepada adik-adikku. 

Masa kecil bersama buku adalah sahabat terbaik. Selalu memberikan banyak ilmu meski tak sebagus buku-buku hardcover seperti yang sering aku inginkan jika melihat buku milik teman-teman. 

Meski sempat merasa iri dengan teman-teman, aku tetap bersyukur orangtuaku selalu berusaha mencukupi kebutuhanku tentang ilmu dengan kemampuannya. 

Pengalamanku tidak banyak memiliki buku pun, menjadikanku berteman dengan perpustakaan sejak mulai SD. Meski tidak memiliki bukunya, aku bisa membaca berbagai buku dengan lebih leluasa dan banyak jenisnya. 

Dan begitulah cuplikan masa kecilku bersama buku, penuh rindu dan melulu. Buku selalu kutunggu, ceritanya tentang ilmu. 

Buku telah mengajarkanku menjaga cinta yang telah mendalam. Tanpanya ada ruang yang muram. Bahkan hadirnya mampu menentramkan malam. 

Begitulah kini, sejak aku telah diberikan penghasilan sendiri, aku selalu menyisihkan uang untuk membeli buku, bahkan buku yang aku punya zaman kuliah dalam bentuk fotokopi jika masih ada cetakan aslinya. Dan berusaha  pula mengajarkan rindu buku pada anakku. 

Selamat hari buku sahabat, jatuh cinta saja tidak cukup untuk dekat dengan buku. Kita perlu menjaga agar cinta itu selalu ada untuk buku. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun