Di suatu Subuh yang khusyuk, seorang suami duduk berdampingan istrinya. Si suami asik bermain catur sedangkan istrinya mengaji. Tak lupa si istri sengaja pamer pada suaminya, perempuan itu menyelesaikan beberapa lembar bacaan Al Quran lebih banyak dari suaminya pagi itu. Padahal hari baru saja dimulai. Target mengaji harian keduanya dihitung sampai petang nanti. Tapi si istri sudah jumawa duluan.Â
Sampailah si istri pada suatu ayat tertentu.
 "Itu dibaca pendek," suami yang mendengar bacaan istrinya berkomentar pendek.
Istrinya mendelik. Melihat ulang ayat yang dibacanya. Merasa sudah membaca sesuai harokat.
"Oh iya. Kok tahu?" Setahu si istri, suaminya belum menghafal surat tersebut.
"Ya tahulah." Jawab si suami sambil tetap bermain.
Istrinya protes tak terima. Lelaki itu lantas berhenti bermain. Ia memberikan sedikit penjelasan pada istrinya.
"Emang bener deh, orang yang berilmu itu kedudukannya lebih tinggi daripada orang yang beribadah," si istri menyesali pemahaman membaca Qurannya yang minimalis. Ia masih belajar memperbaiki bacaan Qurannya setahun ini di salah satu rumah quran kampungnya.
"Lagi main catur aja ngerti salah bacaanku dimana," lanjut si istri lagi. Ini bukan kali pertama bacaannya dikoreksi suaminya.
Si suami kembang kempis mendengarnya. Tidak ada yang lebih baik baginya dari tampak keren di mata istri. Ia tersenyum-senyum menjalankan bidak catur. Sebentar lagi Ratu caturnya menang.
