"Siapa itu?" Tanya Ummar.
"Putramu Ayah." Jawab seseorang di luar.
"Kau datang untuk urusan negara atau keluarga?"Â
"Keluarga."Â
Fyiuh...pet!
Ummar bin Abdul Azis mematikan lampu minyak di dalam ruangannya. Jaman itu, lampunya masih pakai minyak. Belum menggunakan listrik seperti sekarang.Â
"Kenapa kau mematikan lampunya Ayah?" tanya putra Ummar.Â
"Sebab, minyak lampu ini dibeli menggunakan uang negara. Sedangkan urusan yang kau bicarakan tentang keluarga." Begitu kata Umamr bin Abdul Azis.Â
Ia pemimpin yang berhati-hati dalam menggunakan fasilitas dan uang negara. Ia memisahkan urusan pribadi dan keluarga dengan urusan rakyat dan negara.Â
Ummar bin Abdul Azis adalah contoh pemimpin yang jujur dan hati-hati. Ia menjaga diri agar tidak menggunakan uang negara untuk fasilitas keluarganya atau korupsi. Pemimpin yang menggunakan fasilitas negara untuk kepentingannya itu namanya koruptor.Â
Lihatlah negara kita Nak. Diantara para pemimpin yang jujur, ada juga pemimpin dan pejabat yang melakukan korupsi. Masa krisis ketika rakyat amat membutuhkan bantuan tidak menjadikan koruptor empati. Mereka yang korupsi ini tidak takut pada hukum di pengadilan dunia dan hukum Allah nanti. Nauzubillahi min dzalik.Â