Mohon tunggu...
Yoshi Bagas
Yoshi Bagas Mohon Tunggu... Pelaut - aku biasa aja

biasa aja

Selanjutnya

Tutup

Money

Inovasi Mahasiswa disaat Pandemi Covid-19

30 Oktober 2020   21:21 Diperbarui: 30 Oktober 2020   21:26 73
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ikan hias jenis Cichlid

Dimassa pandemi Corona yang sedang dialami oleh berbagai negara membuat bisnis yang sedang dijalankan semakin menurun, baik dari segi kualitas dan pendapatan. Diberbagai negara sedang berusaha mempertahankan ekonomi agar tidak semakin menurun akibat pandemic, yaitu melalui bisnis-bisnis yang dikelolah warga negara itu sendiri.

Hal ini menjadi tak terelakkan ketika sejumlah perusahaan mengalami penurunan bahkan penghentian produksi akibat pandemi COVID-19 yang kian meluas. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Litbang Ketenagakerjaan Kementerian Ketenagakerjaan, dan Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, melakukan survei untuk mengetahui dampak pandemi terhadap tenaga kerja di Indonesia.

Survei dilakukan pada 24 April hingga 2 Mei 2020 terhadap penduduk usia 15 tahun ke atas, dengan jumlah responden yang terjaring sebanyak 2.160 responden yang tersebar di 34 provinsi. Temuan survei mengungkap, sebanyak 15,6 persen pekerja mengalami PHK dan 40 persen pekerja mengalami penurunan pendapatan, di antaranya sebanyak 7 persen pendapatan buruh turun sampai 50 persen. “Kondisi ini berpengaruh pada kelangsungan hidup pekerja serta keluarganya,” ujar Ngadi, peneliti di Pusat Penelitian Kependudukan LIPI, sebagaimana dikutip dari siaran pers LIPI yang diterima kumparanSAINS, Selasa (19/5). mengutip (https://kumparan.com/kumparansains/lipi-39-4-bisnis-di-indonesia-gulung-tikar-akibat-pandemi-corona-1tRdz3TxOQd/full)

Indonesia sedang berusaha menyeimbangkan perekonomian dan juga Kesehatan akibat pandemi Coronayang melanda sejak awal bulan Maret 2020 – November 2020 yang belum saja selesai, akibatnya banyak dari pekerja-pekerja seperti pegawai kantor dan buruh dipecat. Bukan hanya pekerja kantoran atau buruh tetapi pebisnis pribadi banyak yang gulung tikar juga akibat menurunnya pendaptan dan minimnya waktu kerja karena, adanya sistem dari pemerintah yaitu Lockdown di kota-kota yang terpapar virus Covid-19 (zona hitam dan zona merah).

Pandemi corona juga berimbas pada pekerja bebas sektor pertanian dan non-pertanian atau pekerja “serabutan” yang bekerja jika ada permintaan. Hasil survei menunjukkan sebanyak 55 persen pekerja bebas pertanian dan non-pertanian tidak lagi mendapat order pekerjaan, sementara 38 persen lainnya mengalami penurunan order.  Berdasarkan dari sisi pendapatan, sebanyak 58 persen pekerja bebas tidak memiliki pendapatan lagi selama pandemi dan 28 persen lainnya mengalami penurunan pendapatan hingga 30 persen.

Ngadi mengungkapkan, dari hasil survei tersebut dapat diprediksi 10 juta pengusaha mandiri akan berhenti bekerja dan 10 juta lainnya pendapatan menurun lebih dari 40 persen. Sehingga dapat diprediksi bahwa dalam dua hingga tiga bulan ke depan, pengangguran bertambah 25 juta orang, terdiri dari 10 juta pekerja mandiri dan 15 juta pekerja bebas. “Angka kemiskinan akibat adanya penurunan upah dan tanpa pendapatan diperkirakan akan mencapai 17,5 juta rumah tangga dengan asumsi Garis Kemiskinan adalah 440 ribu per kapita per bulan,” pungkasnya. mengutip (https://kumparan.com/kumparansains/lipi-39-4-bisnis-di-indonesia-gulung-tikar-akibat-pandemi-corona-1tRdz3TxOQd/full)

Pandemi Covid-19 juga berimbas pada pekerjaan orang tua mahasiswa diseluruh Indonesia, ada yang terkena PHK sehingga sulit untuk membayar tagihan perkuliahan dan ada juga yang tidak di PHK tetapi nominal gaji yang didapat tidak sesuai biasanya atau berkurang. Hal tersebut menyebabkan banyak faktor pendorong mahasiswa yang cuti kuliah untuk membayar biaya kuliah dan membantu perekonomian keluarganya. Dengan kondisi yang mendesak inovasi-inovasi baru pasti akan muncul, mahasiswa sebagai kalangan muda tidak sedikit yang membuka berbagai bisnis untuk menunjang perekonomian pribadi. Ada yang menjual barang-barang pribadinya ada juga yang menawarkan jasa, apapun akan dilakukan guna menunjang kehidupan.

Mahasiswa terdorong juga untuk belajar untuk berbisnis, yang tadinya tidak tau tentang kopi menjadi tau dan mendaftar sebagai pegawai kedai kopi, yang tadinya tidak tau apa saja bahan mencuci sepatu menjadi tau karena belajar dari teman dan internet apa saja yang digunakan untuk mencuci sepatu. Pada akhirnya mereka ada yang menjadi pegawai dan ada juga yang membuka bisnis sendiri.

Seperti contoh saya sendiri sebagai mahasiswa yang membuka bisnis ditengah pandemi Covid-19, bisnis yang saya lakukan juga menyangkut hobi saya yaitu bisnis ikan hias. Belajar melalui teman-teman yang sudah lama memelihara ikan hias dengan jenis yang sama. Pada awalnya saya tidak terpikirkan akan menjual ikan hias, tetapi karena pada saat ini membutuhkan uang lebih mangkanya jadi memutar uang dari jual beli ikan hias. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari kenalan untuk untuk menjual ikan di sekita Kota Semarang, untungnya mereka mau memberikan ilmunya untuk berbisnis ikan hias.

Singkatnya saya mulai membeli ikan yang lebih banyak pada penjual yang lebih murah dan aquarium bekas untuk wadah ikan. Mulai mengunggah di media sosial saya tentang ikannya, membuat akun sendiri Instagram dan Facebook, tidak membutuhkan waktu lama langusng banyak yang mengkontak saya untuk membeli walau pada akhirnya hanya tanya-tanya dan hanya melihat namun tak mengapa, karena saya sendiri suka menjelaskan kepada orang-orang yang baru memulai memelihara ikan hias.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun