Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Perlunya Sinkronisasi Pola Permainan di Timnas Indonesia

18 Februari 2017   23:54 Diperbarui: 19 Februari 2017   09:33 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setelah resmi bertugas di Timnas Indonesia, per awal bulan Febriari 2017, baik Luis Milla (pelatih timnas U-22 dan senior), Indra Sjafrie (U-19), maupun Fachri Husaini (U-16), sama-sama blusukan, mencari, dan menyeleksi pemain potensial, secara bertahap. Luis Milla memantau, dan mulai menyeleksi pemain di ajang Piala Presiden, Indra Sjafrie blusukan ke daerah-daerah, Fachri Husaini memantau pemain, dari Liga Kompas Gramedia (LKG), Piala Soeratin dan Kemenpora Cup.

Dari segi pola pencarian, baik Milla, Indra, maupun Fachri, menerapkan pendekatan, yang berbeda, dibanding pelatih-pelatih sebelumnya. Jika pelatih sebelum mereka terkesan pasif, mereka bertiga sama-sama aktif berburu pemain. Sebelumnya, untuk menyeleksi pemain U-19, atau U-22, para pelatih timnas Indonesia cenderung berpikir 'praktis', dengan menarik alumnus tim SAD Indonesia (tim berisi pemain U-19 asal Indonesia, yang 'disekolahkan' ke Uruguay), proyek pembinaan pemain muda milik PSSI. Tapi, seperti biasanya, proyek itu selalu berakhir dengan kegagalan timnas. Trofi Piala AFF U-19, yang diraih tahun 2013, justru diraih, dengan tim, yang mayoritas pemainnya ditemukan, lewat metode blusukan ala Indra Sjafrie, bukan lewat proyek SAD.

Kesamaan pola pencarian, dan seleksi pemain, oleh Milla, Indra, maupun Fachri menunjukkan, adanya sinkronisasi pola, dalam hal penyeleksian pemain tim Garuda. Seleksi pemain, juga sama-sama dilakukan secara terbuka. Sebelumnya, pola seleksi semacam ini, nyaris tidak pernah diterapkan. Kalaupun ada seleksi, gaungnya hanya sedikit terdengar. Karena, dilakukan saat menjelang deadline pendaftaran pemain skuad timnas. Praktis, publik hanya mengetahui, saat skuad final sudah diumumkan.

Bicara soal sinkronisasi pola, satu hal yang penting, tapi belum diterapkan di timnas, adalah sinkronisasi pola/sistem permainan dalam tim. Dalam artian, pola/sistem permainan dalam tim, di setiap kelompok umur sama, dan sesuai dengan karakteristik fisik pemain kita pada umumnya. Banyak timnas, yang sukses berprestasi, karena menerapkan sistem permainan yang sama, di tiap kelompok umurnya. Seperti Italia dengan catenaccio-nya, Brasil dengan jogo bonito, atau Spanyol dengan tiki-taka. Di level ASEAN saja, Thailand mampu mendominasi, lewat strategi umpan pendek cepat (tik-tok) nya. Indonesia? Masih belum jelas apa bentuknya.

Selama ini, kita masih belum mempunyai sistem permainan yang konsisten. Karena, masih berorientasi hasil jangka pendek. Timnas kita, belum pernah berpikir, soal bagaimana membangun sistem permainan untuk jangka panjang, yang tersinkronisasi. Akibatnya, terjadi kebingungan, saat pemain kita 'naik kelas' ke timnas (misal dari U-19 ke senior). Perbedaan pola permainan, di tiap kelompok umur, memaksa si pemain untuk beradaptasi. Misalnya, di timnas U-19, ia terbiasa bermain dengan pola umpan pendek, tapi, di timnas senior, ia harus bermain dengan pola umpan panjang. Ini jelas tidak efektif. Hasilnya? Masih jauh dari harapan.

Maka, timnas kita (selain pembinaan pemain muda), juga membutuhkan sistem permainan yang tersinkronisasi, di tiap kelompok umurnya. Di sini, PSSI perlu mencoba lebih sabar, dengan membangun sistem permainan yang sinkron. Karena, pemahaman mendalam pada satu pola/sistem permainan, akan jauh lebih berguna, daripada pemahaman dangkal, pada banyak pola/sistem permainan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun