Pada 28 Mei 2025, Manchester United akan berlaga melawan ASEAN All-Stars di Malaysia, sebelum lanjut ke Hong Kong 2 hari setelahnya. Dengan nama besar dan popularitas global Manchester United, seharusnya ini menjadi satu sajian menarik.
Terlepas dari performa MU yang cenderung inkonsisten selama beberapa tahun terakhir, seharusnya tidak ada kesulitan soal seleksi pemain di tim ASEAN All-Stars. Bagaimanapun, bisa bermain melawan salah satu tim dari liga top Eropa adalah pengalaman langka.
Tapi, entah kebetulan atau bukan, tur Setan Merah kali ini menghadirkan nuansa yang mirip dengan situasi tim sepanjang musim 2024-2025: semrawut.
Dari segi jadwal saja, kesan semrawut sudah terlihat, karena jadwalnya serba mepet dengan agenda tim nasional di Asia Tenggara. Seperti diketahui, pada jeda internasional FIFA bulan Juni, Timnas Indonesia akan berlaga di Kualifikasi Piala Dunia 2026, sementara negara-negara Asia Tenggara lain akan bertanding di Kualifikasi Piala Asia 2027.
Sekalipun ada kesempatan melawan salah satu tim liga top Eropa, ini menjadi tidak terlalu penting, karena ada agenda pertandingan resmi yang lebih layak didahulukan.
Awalnya, keputusan Timnas Indonesia untuk tidak melepas pemain-pemain kunci seperti Jay Idzes dan Thom Haye ke dalam tim ASEAN All-Stars dikritik media negara-negara Asia Tenggara lain. Apalagi, setelah Asnawi Mangkualam dan Muhammad Ferrari masuk daftar tim asuhan Kim Sang Sik.
Sepintas, ini keputusan yang terkesan agak kurang menghargai tur Bruno Fernandes dkk di Asia Tenggara. Tapi, Timnas Indonesia juga punya jadwal pertandingan melawan Tiongkok dan Jepang, yang menentukan nasib di Kualifikasi Piala Dunia 2026.
Uniknya, keputusan Tim Garuda lalu diikuti juga oleh Malaysia, yang menarik nama Sergio Aguero dan Dominic Tan. Maklum, Harimau Malaya perlu persiapan ekstra jelang laga krusial Kualifikasi Piala Asia 2027 melawan Vietnam pada jeda internasional FIFA bulan Juni.
Kesan semrawut juga makin terasa, karena Nicholas Mickelson (Thailand) dipastikan batal bergabung, karena tidak dilepas Odense. Klub kasta kedua Liga Denmark itu sedang berjuang mengejar tiket promosi, dan sifat pertandingan tim ASEAN All-Stars yang tidak resmi membuat  posisi tawar klub cukup kuat untuk menolak.