Di era kekinian, bahasa asing, khususnya bahasa Inggris menjadi satu hal yang cukup lekat dengan keseharian. Saking lekatnya, bahasa asing jadi terasa familiar, dan pada titik tertentu lebih familiar dibanding bahasa Indonesia atau bahasa daerah.
Kalau dipahami dan dikuasai dengan baik, ini memang akan sangat berguna. Selain karena terlihat lebih keren, jangkauan manfaatnya pun akan lebih luas. Sebagai contoh, penggunaan bahasa Inggris yang baik dan benar pada menu makanan di restoran, bisa membantu turis mancanegara memilih menu tanpa kebingungan. Pelayan dan koki pun tak kebingungan saat memproses pesanan.
Idealnya, penggunaan bahasa Inggris, termasuk dalam hal penamaan menu makanan, bisa dipahami dengan sekali baca. Alhasil, dapat ditemukan pemahaman sama persis.
Masalahnya, sudut pandang dan tingkat pemahaman yang masih tidak sama, kerap menghadirkan interpretasi beragam. Salah satunya, terlihat pada foto menu minuman di atas.
Secara tidak sengaja, nama menu pada foto di atas saya jumpai, saat mampir di sebuah kafe. Saat itu, saya memesan secangkir kopi tubruk hitam tanpa gula, tapi tetap memotret namwmenu itu, meski pada prosesnya terburu-buru, karena memang terlihat unik.
Kalau hanya terpaku pada dikotomi benar-salah, penamaan menu "Toxic Killer" di atas mungkin terlihat lucu, karena rawan membuat sebuah menu jus terlihat seperti nama jamu atau obat.
Tapi, kalau boleh melihat dengan perspektif sedikit lebih lentur, ini adalah sebentuk interpretasi, atas kompleksitas bahan pada menu tersebut. Sebenarnya, menu ini adalah sejenis jus dengan beberapa campuran, tapi mempunyai satu "titik bingung" dari salah satu bahannya, yakni beetroot.
Beetroot, atau buah bit dalam bahasa Indonesia, memang punya khasiat detoksifikasi pada bagian akarnya. Karena manfaat inilah, buah bit banyak digunakan sebagai campuran jus.
Bisa jadi, nama "Toxic Killer" yang dimiliki jus tersebut, memang berasal dari manfaat akar buah bit, yang coba ditampilkan paling depan. Sepintas memang agak rancu, tapi sisi relatif dalam interpretasi bahasa, masih membuatnya terlihat wajar.
Pada konteks kuliner juga, khususnya di media sosial belakangan ini, interpretasi unik juga ditemukan pada penamaan menu "ayam geprek" yang kadang, entah bagaimana, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris sebagai "Chicken Smackdown". Sepintas, nama ini terdengar "asal diberikan".