Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gaduh Timnas Israel U-20 dan Pola Lama yang Terulang

29 Maret 2023   16:58 Diperbarui: 29 Maret 2023   17:02 240
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaduh soal kedatangan Timnas Israel U-20 ke Indonesia, belakangan ini, telah membuat status Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U20 jadi tidak jelas.

Setelah sebelumnya membatalkan acara undian fase grup, FIFA selaku penyelenggara turnamen juga menarik konten-konten teaser turnamen, termasuk lagu tema, dari situs resmi mereka.

Menyusul kejadian ini, pemerintah sampai mengutus Erick Thohir untuk melobi FIFA di Swiss. Ketum PSSI yang juga Menteri BUMN ini berangkat, segera setelah mendampingi Timnas Indonesia saat bermain imbang 2-2 lawan Burundi, Selasa (28/3).

Tak cukup sampai disitu, Presiden Jokowi juga merilis pernyataan resmi yang menjamin keamanan peserta Piala Dunia U-20.

Terlepas dari berbagai pendapat pro-kontra yang ada terkait kedatangan Timnas Israel U-20, saya melihat, ada sebuah pola lama yang kembali terulang. Dalam hal ini, pola penanganan masalah, yakni baru bergerak setelah ada gaduh.

Soal Piala Dunia U-20 di Indonesia sendiri, kegaduhan yang ada tidak dicegah sejak awal, dan baru ditangani serius saat situasi sudah gawat. Ini jelas tidak efektif, karena seharusnya bisa tuntas ditangani sejak lama, karena Indonesia sudah ditunjuk FIFA sebagai tuan rumah sejak 2019.

Kalau bisa beres dalam sekali kerja, kenapa harus dua-tiga kali kerja?

Di satu sisi, upaya gerak cepat yang sedang diupayakan pemerintah memang layak diapresiasi, karena menunjukkan keseriusan Indonesia sebagai tuan rumah.

Tapi, situasi gaduh soal kedatangan Timnas Israel U-20 ini juga menunjukkan, ada kesan "mau enaknya saja", karena konsekuensi menjadi tuan rumah turnamen tingkat dunia seperti ini ternyata belum diterima dan dipahami secara utuh.

Kalau dari situ saja masih belum siap, jangan berharap para pemangku kepentingan ini paham dengan dinamika kompetisi yang ada.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun