Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Indie, Bukan Cuma Soal Senja

15 Maret 2023   00:16 Diperbarui: 15 Maret 2023   07:33 689
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di antara beragam label rekaman, label independen alias "indie" menjadi satu alternatif yang menghadirkan beragam pilihan menarik. Dari segi genre musik, ada pop, jazz, rock, dan masih banyak lagi.

Sesuai namanya, label musik ini biasanya bergerak bebas, sesuai selera sang seniman. Dengan kata lain, ada kecenderungan untuk tidak tunduk pada tuntutan atau tren pasar pada umumnya.

Inilah yang membuat mereka punya dimensi luas, bukan melulu soal cinta. Ada persahabatan, kisah nostalgia, dinamika keseharian, sampai memori masa sulit.

Soal popularitas, ada yang viral seperti pada lagu "Akad" nya Payung Teduh, atau menjadi soundtrack drama Korea seperti lagu "Happy" nya Mocca. Boleh dibilang, kualitasnya valid.


Bagi saya sendiri, musik label indie dan berbagai keunikan di dalamnya menjadi satu oase, ditengah makin dominannya tren musik dangdut, khususnya dangdut koplo.

Seperti diketahui, dalam beberapa tahun terakhir, musik koplo seperti ada dimana-mana. Di televisi, di media sosial, bahkan pada lagu yang sebetulnya bukan aliran musik koplo, tapi menjadi koplo karena di-remix, kadang secara berlebihan.

Saat pertama kali kenal lagu dari label indie semasa SMP, selera saya mungkin tidak biasa. Prosesnya pun tak biasa, karena langsung suka saat pertama kali dengar. Saya masih ingat, lagu itu berjudul "You" yang dinyanyikan oleh Mocca, band indie asal Bandung.


Tapi, ketika itu jadi hal biasa bertahun-tahun kemudian, ada satu hal yang membuat saya geli, yaitu pentautan kata "senja" secara berlebihan, sampai muncul istilah "anak senja" untuk penggemar musik label indie.

Ini jelas pendekatan yang sangat "pars pro toto" (Latin: sebagian untuk semuanya), karena tak semua lagu dari musisi indie hanya membahas soal kejadian di saat senja atau suasana senja.

Ada banyak hal yang diceritakan, termasuk  kritik pada label rekaman "mainstream" yang seolah tak bisa lepas dari kata "cinta". Seperti ditampilkan band Efek Rumah Kaca pada lagu "Cinta Melulu".

Lagu ini cukup lugas, dan bisa jadi tidak akan tembus label rekaman non-indie, karena terlalu melawan arus. Kurang meyakinkan untuk jadi dagangan perusahaan rekaman.


Meski begitu, lagu ini adalah satu jawaban menarik soal cap "anak senja". Terlepas dari romantisasi yang belakangan ada soal senja, sepertinya sebutan "anak cinta" juga layak disematkan pada pecinta label rekaman mainstream, karena lagu yang dihasilkan mayoritas bertema cinta ala anak muda.

Memang, ini tak lepas dari tuntutan industri, tapi ide yang ada sudah terlalu usang, bahkan berdampak kurang baik buat anak-anak. Akibat terlalu banyaknya lagu soal cinta, ada banyak anak jadi dewasa sebelum waktunya.

Dulu, perbedaan antara label indie dan mainstream mungkin terlihat jauh, tapi perbedaan itu belakangan menjadi tipis berkat digitalisasi teknologi.

Sudah ada begitu banyak orang menikmati di platform streaming musik, dengan pilihan begitu banyak. Inilah satu bukti penerapan konsep "customer oriented", yang menggantikan konsep berbasis produsen.

Seharusnya, ini bisa menjadi satu masukan penting buat para pelaku industri musik label mainstream, untuk mulai membuka keberagaman isi lagu, supaya bisa tetap eksis.

Jangan sampai masyarakat suatu saat  nanti mengalami rasa jenuh, akibat tema yang monoton, karena musik sendiri sejatinya berdimensi luas. Jadi, akan sangat  aneh kalau terlalu dipersempit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun