Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Wakil Asia di Babak Gugur Piala Dunia 2022: Beda Proses, Satu Nasib

6 Desember 2022   05:36 Diperbarui: 6 Desember 2022   08:10 1357
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi gelandang Timnas Jepang, #10 Takumi Minamino usai gagal mengeksekusi penalti dalam babak 16 besar Piala Dunia 2022 Qatar antara Jepang melawan Kroasia di Stadion Al-Janoub, di Al-Wakrah, Senin (5/12/2022) waktu setempat.| AFP/JEWEL SAMAD via Tribun-Bali.com

Judul di atas adalah satu pendapat saya, soal performa wakil Asia di babak perdelapan final Piala Dunia 2022. Dalam edisi ini, ada tiga tim dari Asia yang ikut ambil bagian, yakni Australia, Korea Selatan, dan Jepang. Tiga tim lainnya, yakni Iran, Arab Saudi dan tuan rumah Qatar sudah tersingkir di fase grup.

Secara kuantitas, ini memang jadi rekor terbanyak sepanjang sejarah turnamen, tapi hasil akhirnya sama-sama tumbang. Satu-satunya pembeda hanya pada prosesnya.

Korea Selatan, heroik di fase grup, loyo di fase gugur (Reuters.com)
Korea Selatan, heroik di fase grup, loyo di fase gugur (Reuters.com)

Australia, yang bertanding melawan Argentina, Minggu (4/12, dinihari WIB) sebenarnya mampu menampilkan perlawanan ketat, lengkap dengan pertahanan berlapis. Tapi, magis Lionel Messi dan kecerdikan Julian Alvarez, yang memanfaatkan blunder fatal Matt Ryan memupus harapan lolos ke babak perempat final untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.

Situasi memang lebih intens di menit-menit akhir, setelah Enzo Fernandez mencetak gol bunuh diri, tapi semua sudah terlambat buat The Socceroos.

Skor 2-1 sudah cukup untuk membawa Tim Tango berjumpa Belanda di perempat final. Albiceleste bahkan bisa saja mengunci pertandingan lebih cepat, andai penyelesaian akhir mereka lebih klinis.

Blunder Matt Ryan (kanan) mewarnai kekalahan 1-2 Australia atas Argentina 
Blunder Matt Ryan (kanan) mewarnai kekalahan 1-2 Australia atas Argentina 
Di hari berikutnya, Senin (5/12) giliran Jepang yang meladeni Kroasia. Secara permainan, partai ini sebenarnya berjalan seimbang. Kedua tim saling jual beli serangan.

Jepang dengan determinasinya sempat membuka asa saat unggul di babak pertama lewat gol Daizen Maeda. Tapi, Kroasia mampu membalas lewat gol Ivan Perisic di babak kedua. Skor imbang 1-1 bertahan hingga wasit meniup peluit panjang, dan masih tak berubah di babak perpanjangan waktu.

Apa boleh buat, pertandingan harus berlanjut ke babak adu penalti. Di sini, Kroasia, dengan pengalaman mereka sebagai finalis Piala Dunia 2018 akhirnya muncul sebagai pemenang, setelah unggul dengan skor 3-1.

Pada momen ini, Vatreni menemukan sosok penerus ideal Danijel Subasic di bawah mistar, dalam diri Dominik Livakovic (27). Tak tanggung-tanggung, kiper Dinamo Zagreb itu sukses menggagalkan tiga tendangan penalti Tim Samurai Biru, dan hanya kebobolan satu dari eksekusi Takuma Asano.

Jepang, juara di fase grup, tapi buntu di fase gugur (Tribunnews.com)
Jepang, juara di fase grup, tapi buntu di fase gugur (Tribunnews.com)
Di babak perempat final, Luka Modric dkk akan berhadapan dengan Brasil, yang tanpa kesulitan menghantam Korea Selatan dengan skor 4-1, Selasa (6/12, dinihari WIB).

Dengan sepak bola menyerang khas mereka, Tim Samba benar-benar sukses memporak-porandakan asa Korea Selatan. Hanya dalam satu babak, harapan wakil Asia itu langsung hancur berantakan.

Gol Vinicius dan penalti Neymar di 15 menit awal pertandingan langsung membuat mental Son Heung Min dkk ambruk. Penampilan ciamik anak asuh Tite di babak pertama lalu disempurnakan dengan gol-gol Thiago Silva dan Lucas Paqueta.

Brasil menutup babak pertama dengan skor 4-0, dan itu memberi ruang untuk mereka mengatur nafas menuju pertandingan berikutnya. Park Seung Ho memang mampu mencetak gol di seperempat jam terakhir pertandingan, tapi itu hanya gol hiburan buat Tim Ksatria Taeguk, tidak lebih.

Dari segi kuantitas, hadirnya tiga wakil Asia di babak perdelapan final Piala Dunia 2022 memang satu hal yang bagus, untuk ukuran sepak bola Asia. Masalahnya, kuantitas itu belum benar-benar diimbangi dengan kualitas sepadan.

Soal potensi dan determinasi, keduanya memang sudah terlihat, tapi potensi itu agak tertutupi oleh euforia dan pemberitaan yang hadir secara berlebihan.

Terlepas dari kualitas lawan yang dihadapi, para pemain Australia, Korea Selatan, dan Jepang tampak masih belum sepenuhnya "move on" dari kesuksesan di fase grup.

Situasi inilah yang mampu dimanfaatkan Argentina, Kroasia, dan Brasil, untuk mengungguli trio wakil Asia. Dengan pengalaman dan kualitas mereka, tiket ke babak perempat final pun bisa diamankan.

Di sisi lain, kekalahan tiga wakil Asia ini juga menyisakan satu pertanyaan: kapan lagi ada tiga tim Asia di fase gugur Piala Dunia?

Jawabannya tentu saja bergantung dari bagaimana respon yang muncul setelah ini. Jika capaian ini dianggap sebagai satu sukses besar, maka jangan kaget kalau sepak bola Asia masih akan stagnan, dan harus menunggu Piala Dunia dihelat lagi di Asia, untuk melihat lagi momen ini hadir.

Jika ini dipandang sebagai satu titik untuk lebih berkembang, rasanya melaju jauh di Piala Dunia bukan lagi hanya jadi adegan di anime atau manga. Jadi, pilih yang mana, sepak bola Asia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun