Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sebuah Perjuangan Berkata "Tidak"

28 September 2022   14:17 Diperbarui: 28 September 2022   14:25 142
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diary (Pngtree.com)

"Aku bisa saja membayar semuanya sendiri, tapi itu akan membuatmu tidak punya rasa memiliki."

Itulah kalimat yang terucap, ketika suatu saat aku menyatakan agak keberatan  diminta ikut patungan. Biasanya, aku memang tidak keberatan membantu, selama itu memang penting dan ada dananya.

Sekalipun ide patungan itu datang mendadak, selama segala sesuatunya masih masuk akal, itu bukan masalah. Tapi, kali ini aku dengan jujur menyatakan keberatan, karena aku mulai merasakan, kebiasaan ini agak konyol jika terlalu dituruti begitu saja.

Dalam angka pemasukan yang masih belum stabil, bisa menabung barang sedikit adalah satu berkat. Masalahnya, ketika hal-hal seperti ini mulai datang seenaknya dan angkanya semakin besar, lama-lama tidak akan ada tempat untuk tabungan, apalagi membeli kebutuhan pribadi yang butuh dana ekstra.

Kalau tidak waspada, hasil kerja selama ini pun bisa tergerus habis tanpa sempat dipakai. Persis seperti abrasi di pantai: pelan tapi pasti menggerus daratan.

Secara budaya, situasi yang aku lihat ini sebenarnya bukan hal baru. Ketika kita bisa membantu, kadang ada yang dengan seenaknya memanfaatkan sampai akhirnya "menginjak".

Prosesnya kadang sangat sangat halus, jadi kadang kita harus membuat kejutan.
Sebelum tiba-tiba kena injak, pijakan itu aku pakai duluan.

Dulu, aku belajar dari pengalaman saat dapat beasiswa semasa kuliah. Nilainya waktu itu cukup besar, tapi ludes untuk membayar berbagai biaya selama setahun terakhir masa kuliah, termasuk ongkos KKN di desa.

Aku ingat, saking hematnya, aku hanya makan dua kali sehari, dan mengerjakan skripsi sambil menahan lapar. Mentang-mentang dapat beasiswa, kesannya jadi serba lepas tangan. 

Maka, ketika perilaku serupa datang lagi, memori itu langsung menjadi alarm peringatan yang berbunyi paling cerewet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun